Beneran, Wahsyi yang paling fatal salahnya malah diberi hidayah. Sedangkan Tsa’labah paling rajin ke masjid, tidak pernah tidak sholat di shaf awal. Sampai-sampai dijuluki Hamamatul Masjid alias Merpatinya Masjid.
Baca Juga: Gus Baha: Orang Baik akan Resah jika Ilmunya Tidak Tersalurkan
Akhirnya apa? Dia su’ul khotimah. Itu saja dia masih ditunggui Kanjeng Nabi.
Semenjak itu Nabi tidak pernah mendoakan buruk karena ada ayat (ke-128 dalam Surat Ali ‘Imran).
Kita kan tidak pernah tahu tentang Allah, tapi yang jelas “سمى نفسه غفورا”, yakni Allah menamakan dirinya sebagai Ghaffar (Maha Pengampun).
Dan dalam syariat-Nya, siapapun itu, seburuk apapun dia, ada kemungkinan dia taubat sebelum mati, dan sebaik apapun kita pun ada kemungkinan untuk su’ul khotimah.
Apalagi cuma buronan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Kamu tidak boleh mengecap, kalau gemes ya gemes saja karena memang koruptor.
Baca Juga: Gus Baha: Istri Marah karena Kurang Diberi Uang Belanja itu Bagus, Anggap Saja Terapi
Di akhir kajiannya Gus Baha menyampaikan, bahwa adanya koruptor itu sebenarnya tidak ada pengaruh.
"Sebenarnya tidak ada pengaruhnya. Orang kaya juga masih banyak, padahal koruptor juga banyak. Kenyataannya yang kaya tetap banyak", pungkas Gus Baha. Sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari iqra.id.***