Tadabbur Surah An Nas Ayat 1-6, Bacaan Arab, Isi Kandungan dan Terjemahan

- 18 September 2021, 16:45 WIB
Al-Qur'an Surah An Nas Ayat 1-6.
Al-Qur'an Surah An Nas Ayat 1-6. /seputar lampung/dzikri abdi setia

MANTRA SUKABUMI - Inilah tadabbur dari surah An Nas ayat 1-6 dengan bacaan Arab, arti dan terjemahannya.

Arti tadabbur sendiri merupakan perenungan atas ayat-ayat Al-Quran dengan mengetahui maksud dari isi dan pesan yang disampaikan secara menyeluruh.

Sebagaimana Syaikh Al-Utsaimin radiallahu anhu mendefinisikan tadabbur sebagai "Merenungkan lafal-lafal untuk sampai kepada kandungan-kandungan maknanya."

Baca Juga: Shopee Gandeng Bintang Internasional Jackie Chan dan Joe Taslim di Iklan Shopee 9.9 Terbaru

Seperti firman Allah SWT termaktub dalam QS Shad [38]: 29 yang artinya: “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka menadaburi (memperhatikan) ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.”

Dengan mentadaburi ayat-ayat Al-Quran seorang hamba dapat merenungkan makna dan memperoleh keberkahan dan manfaat dari apa yang dipelajarinya.

Untuk mengetahui makna dan arti dari Al-Quran surah An Nas sebagaimana mantrasukabumi.com lansir dari Tarbawiyah, inilah tadabbur surah An-Nas ayat 1-6 dengan bacaan arab, arti dan terjemahan.

Tadabbur Ayat 1:

قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ

“Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb manusia. “

Syaikh Utsaimin berkata: “Dia adalah Allah Azza wa Jalla. Dia adalah Rabb manusia dan yang lainnya. Rabb manusia, malaikat, jin, langit, bumi, matahari, bulan dan Rabb segala sesuatu. Tetapi pada surat ini, dikhususkan pada manusia.”

Dalam Az-Zhilal, Sayyid Qutb mengatakan: “Ar-Rabb adalah Tuhan Yang memelihara, Yang mengarahkan, Yang menjaga, dan Yang melindungi.”

Jadi, maksud Allah sebagai Rabb manusia adalah bahwa Allah subhanahu wa ta’ala adalah pencipta, pemilik, pengatur, penguasa dan pemberi rezeki seluruh umat manusia.

Tadabbur Ayat 2:

مَلِكِ النَّاسِ

“(Allah adalah) Raja Manusia “

“Maliki an-naas” yaitu Raja yang mempunyai kekuasaan yang tertinggi terhadap manusia, kekuasaanNya sangat sempurna, Dia-lah Allah Azza wa Jalla.

Al-Malik adalah Tuhan Yang Berkuasa, Yang menentukan keputusan, Yang mengambil tindakan.

Pengakuan terhadap Allah Ta’ala sebagai raja manusia yang sebenarnya dan penguasa manusia yang sebenarnya mengandung konsekuensi bagi mereka untuk selalu tunduk dan menyerahkan hak menentukan halal dan haram hanya kepada-Nya.

Tadabbur Ayat 3:

إِلَهِ النَّاسِ

“(Allah adalah) Sesembahan Manusia.”

“Ilaahi an-naas” adalah tuhan dan sembahan mereka. Sesembahan yang hak yaitu yang dituhankan oleh hati, dicintai dan diagungkanNya, Dialah Allah Azza wa Jalla.

Ayat ini menegaskan tentang Tauhid Uluhiyyah yaitu keharusan mentauhidkan Allah di dalam ibadah.

Seseorang tidaklah boleh beribadah kecuali hanya kepada Allah; tidaklah bertawakkal, tidaklah meminta, tidaklah mengharap, dan tidaklah takut kecuali hanya kepada Allah Azza wa Jalla.

Baca Juga: Asbabun Nuzul Surat Al Falaq dan An Nas: Guna-guna Orang Kafir yang Dialami Rasulullah SAW

Tadabbur Ayat 4:

مِنْ شَرِّ الوَسْوَاسِ الخَنَّاسِ

“Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi “

Melalui ayat ini Allah Azza wa Jalla mengingatkan manusia agar selalu waspada terhadap godaan syaitan, karena dia selalu menyertai gerak-gerik manusia.

Syaikh Utsaimin mengatakan bahwa “al-waswas” atau “al-waswasah”, maksudnya: apa yang terlintas dalam hati berupa fikiran, sangkaan, khayalan, yang tidak ada kebenarannya.

Sedangkan “Al-khannaas” ialah yang memperdayakan, mengganggu, yang pergi dan datang ketika seseorang berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla, dia adalah syetan.

Sa’id ibnu Jubair telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: “al-khannaas, syaitan yang biasa bersembunyi.”, bahwa syaitan bercokol di atas hati anak Adam.

Maka apabila ia lupa dan lalai kepada Allah, syaitan menggodanya; dan apabila ia ingat kepada Allah maka syaitan itu bersembunyi. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid dan Qatadah.

Tadabbur Ayat 5:

الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُوْرِ النَّاسِ

“Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.”

Bisikan syetan pada hati manusia sangat banyak dan beragam, semuanya mengarahkan kepada kemaksiatan dan kejahatan.

Bisikan ini ditujukan kepada shadrun (dada) manusia. Kenapa shadrun (dada), tidak qalbun (hati), dan tidak pula fuad (hati)? Jawabannya bahwa sebenarnya tiga kata itu maknanya sama, hanya berbeda dalam penggunaannya saja. Shadrun (dada) adalah tempat dimana ada fuad dan qalbun (hati).

Baca Juga: Bacaan Surah Mu'awwidzatain Doa Kesembuhan dan Perlindungan Lengkap Arab, Latin hingga Arti

Qalbun berarti sesuatu yang sering berbolik-balik. Allah Ta’ala sajalah yang mampu membolak-balikkannya.

Tadabbur Ayat 6:

مِنَ الجِنَّةِ وَالنَّاسِ

“Dari golongan jin dan manusia.”

Ayat ini merupakan penjelasan dan kelanjutan dari firman-Nya: “..yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.” (An-Nas: 5).

Demikianlah tadabbur surah An-Nas ayat 1-6: lengkap bacaan arab, arti dan terjemahannya.***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x