MANTRA SUKABUMI – Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, agar supaya doa yang kita panjatkan bisa terkabul.
Namun demikian, meskipun kita sudah berdoa dengan sungguh-sungguh tapi kita merasa doa kita tidak terkabul.
Terkait hal ini, Gus Baha mengatakan bahwa kalau kamu doa sampai nangis tapi tidak terkabul, harusnya tertawa dan tidak usah menyesal.
Berikut paparan tausiyah yang disampaikan oleh Gus Baha, sebagaimana dilihat mantrasukabumi.com dari vidio yang diunggah di kanal YouTube Ngatur Jiwo, tanggal 30 Oktober 2021.
“Semisal kamu doa sampai nangis tapi tidak terkabul, harusnya tertawa, begini nasib tidak jadi wali”, kata Gus Baha.
“Kamu tidak usah menyesal, biasa aja, kenapa harus menyesal, kalau kamu menyesal Allah malah protes, bukan wali kok berharap doanya terkabul”, lanjutnya.
“Makanya biasa aja seperti kamu, saya suka modelnya adil, kalau bukan wali kau hiraukan gusti, itu lama-lama pangeran sedih, saya yakin”, katanya.
“Jadi tidak usah menggerutu, kalau sampai menggerutu berarti kamu takabur, tapi ingin diperlakukan kaya wali, lebih milih mana? paham ya, maka bersikaplah biasa saja”, ujarnya.
Kemudian Gus Baha menjelaskan bahwa, lisan itu berbeda dengan mata dan telinga yang berjumlah lebih dari satu.
Baca Juga: Cara Perbanyak Tanaman Hias Begonia Rex Candi Strip dengan Toples
Adapun alasanya, dikatakan karena kebutuhan akan pendengaran dan penglihatan lebih banyak dibandingkan dengan berbicara.
“Hati di samakan dengan laut, kanapa arti kata laut dimaknai hati oleh Abu Bakar? karena begitu dalam dan luasnya hati iya kan? hati memang luar biasa hebat”, katanya.
“Istrimu itu sebenarnya tidak menyukaimu, kok bisa dia menahan rasa tidak suka selama 20 tahun? itu karena hatinya yang dalam”, ungkap Gus Baha.
“Dia memang terlihat mau melayani dan hormat, padahal hatinya tidak suka, tiap malamnya berdoa gusti takdir, takdir”, lanjut Gus Baha.
“Kok bisa saya punya suami nganggur miskin, tapi meski begitu dia tetap tersenyum tiap kali bertemu, saking dalamnya hati, makanya kamu jangan kepedean”, tambahnya.
“Makanya Abu Bakar menjelaskan, bahwa laut itu adalah hati, karena saking dalam dan luasnya hati”, pungkasnya.***