Network
MANTRA SUKABUMI - Hukum menutupi rahasia atau aib diri sendiri dan orang lain menurut Gus Baha.
Gus Baha dalam sebuah acara kajian pernah menyampaikan tentang hukum menutupi aib diri sendiri atau orang lain.
Gus Baha menjelaskan bahwa rahasia aib sebaiknya ditutupi atau dijaga dengan sebaik-baiknya jangan sampai orang lain tahu.
Namun, jika terpaksa Gus Baha menuturkan rahasia aib boleh diceritakan. Misalnya ketika meminta pendapat kepada ulama atau kyai.
Akan tetapi jika tidak terlalu mendesak atau terpaksa kata Gus Baha lebih baik dijaga dengan baik jangan diketahui orang lain.
Lantas, bagaimana hukum menjaga rahasia aib diri sendiri maupun orang lain dalam Islam?
Seperti dilansir mantrasukabumi.com dari kanal Youtube Santri Official yang diunggah pada 10 Agustus 2021.
Gus Baha atau KH. Ahmad Bahaudin Nursalim merupakan ulama yang ahli dalam ilmu fikih.
Maka tidak heran jika Gus Baha cukup ahli dalam menjelaskan tentang hukum dalam syariat Islam.
Adapun tentang hukum menjaga rahasia aib diri sendiri ataupun orang lain Gus Baha akan menjelaskannya.
Sebelum Gus Baha menceritakan tentang kisah Sayyidina Ali yang ditanya tentang sunnah Allah itu seperti apa?
Baca Juga: Kasih Makan Kucing Gus Baha, Ustadz Yusuf Mansur: Ngintilin Terus, Insya Allah Bisa Masuk Surga
"Sayyidina Ali ditanya: sunnah Allah itu apa?" Ucap Gus Baha.
Kemudian Sayyidina Ali menjawab bahwa sunnah Allah itu adalah dengan menyimpan rahasia.
"Sayyidina Ali menjawab: Yaitu menyimpan rahasia," tambahnya.
Kemudian Gus Baha menyampaikan bahwa hukum menjaga rahasia aib itu wajib dan sebisa mungkin harus disembunyikan.
"Rahasia ialah sesuatu yang disembunyikan oleh orang-orang untuk tidak dibahas, maka menyimpan rahasia itu wajib hukumnya,"
"Itu termasuk dosa. Selama masih mungkin, jangan ceritakan dosa ke orang lain," ucap Gus Baha.
Namun, rahasia aib boleh untuk diceritakan pada orang lain jika dalam keadaan terpaksa.
Gus Baha memberikan contoh yaitu ketika akan berkonsultasi pada kyai atau ulama itu boleh diceritakan.
"Kecuali jika sudah terpaksa misalnya ketika konsultasi kepada kyai. Tapi selama tidak terpaksa jangan,"
Sebab, menyimpan rahasia itu termasuk sunnah Allah oleh karenanya masyhur di Hikam ada kalimat seperti ini.
"Karena menyimpan rahasia itu termasuk sunnah Allah. Makanya Masyhur di Hikam ada kalimat,"
"Ma akro maka man akro maka faina ma akro maka jamilu satrika fal hamdu lamin sataroka laisa hamdu lamin akro maka ma akro maka man akro maka innama akro maka jamilu satrika fal hamdu lamin sataroka laisa hamdu lamin akro maka."
Sementara itu, Gus Baha menjelaskan tentang makna dari kalimat Hikam tersebut. Yaitu seseorang yang dimuliakan orang lain itu karena bisa menutupi aib.
Jadi, orang yang dimuliakan oleh orang lain itu bukan berarti karena orang itu sempurna, melainkan karena menutupi aib.
"Seseorang yang dimuliakan orang lain bukan karena dia sempurna tapi aibnya ditutupi oleh Allah,"
"Andai aibnya dibuka oleh Allah takkan ada lagi yang memuliakannya. 'fal hamdu lamin sataroka',"
Maka dari itu Gus Baha menegaskan bahwa yang harus dipuji itu bukan kita namun Allah SWT yang telah menutupi aib.
"Yang harus kamu puji itu dzat yang menutupi aibmu"
"Bukan orang-orang yang memujimu karena selama ini mereka tertipu,"
"Pada hakikatnya, kamu dipuji orang karena aibmu ditutupi oleh Allah," pungkas Gus Baha.***
