"Makanya kata kyai-kyai saya kalau mengajar, semoga Izrail sudah sadar mulai sekarang, supaya ketika mencabut nyawa kita itu hati-hati, tapi tidak bisa," terang Gus Baha.
Karena itulah beber putra Kyai Nursalim Rembang itu, Nabi Muhammad SAW saja merasa kesakitan ketika dicabut nyawanya oleh Izrail.
"Bagaikan dicabut pedang 70 kali. Makanya Nabi Muhammad itu memang hebat, Beliau tidak pernah pakai ukuran kelas A, tapi pakai kelas menengah," jelas Gus Baha.
"Wali-wali Kanjeng Nabi, wali-wali umatnya saja pada gampang ketika dicabut nyawanya, ada yang saat tidur, ada yang janjian dengan malaikat," sambung Gus Baha.
Sementara Nabi Muhammad lanjut Gus Baha yang merupakan manusia terbaik, namun merasa kesakitan saat dicabut nyawanya.
"Sebab Nabi ingin seperti orang pada umumnya, makanya kata Sayyidah Aisyah, jika aku melihat orang sedang sekarat mati, aku sudah tidak kasihan, sama-sama kasihan dan kesakitan ketika aku melihat wafatnya Rasulullah SAW," tutur Gus Baha.
Menurut Kyai yang terkenal dengan gaya yang sederhana itu hal tersebut sebagai bentuk tanggungan Rasulullah pada umatnya sehingga memilih kelas menengah.
"Nabi bersabda meninggal yang baik adalah hari Jumat, tapi Nabi sendiri meninggal di hari Senin. Bulan paling baik itu bulan Muharram, Rajab, Dzulqodah, Dzulhijjah, tapi Nabi lahir bulan Rabiul Awal, makanya ulama bingung," beber Gus Baha.