Isi Kandungan Surat An Nur Ayat 43 tentang Hujan Rahmat dari Allah, Lengkap dengan Bacaan Arab dan Latin

- 28 November 2021, 16:20 WIB
Isi Kandungan Surat Ad Dhukan Ayat 41:  Siapa Teman yang Memberi Syafaat di Akhirat Kelak, Lengkap Arab Latin./*
Isi Kandungan Surat Ad Dhukan Ayat 41: Siapa Teman yang Memberi Syafaat di Akhirat Kelak, Lengkap Arab Latin./* //* Mantra Sukabumi/Freepik

MANTRA SUKABUMI - Musim penghujan yang telah tiba, hujan merupakan sebuah rahmat yang diturunkan sang pencipta dari atas langit berupa air menjadi sumber kehidupan bagi makhluknya sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran surat An Nur ayat 43.

Terdapat pembelajaran yang sangat besar dalam isi kandungan surat An Nur ayat 43 jika kita renungkan, tentang kebesaran Allah SWT yang telah membuat mekanisme kehidupan yang luar bisa seperti hujan.

Surat An Nur ayat 43 merupakan salah satu ayat yang menjelaskan tentang sains, proses turunnya hujan dijelaskan dengan rinci sejak 14 abad yang lalu.

Baca Juga: 7 Isi Kandungan Al Quran sebagai Pedoman dan Petunjuk Hidup, dari Akidah hingga Janji dan Ancaman

Dilansir mantrasukabumi.com dari laman Quran Kemenag RI pada Minggu, 28 November 2021, berikut penjelasan isi kandungan Alquran surat An Nur ayat 43 lengkap dengan bacaan Arab dan latin serta terjemahannya.

Berikut penjelasan Al Quran dalam surat An Nur ayat 43 tentang proses turunnya hujan :

أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يُزْجِى سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُۥ ثُمَّ يَجْعَلُهُۥ رُكَامًا فَتَرَى ٱلْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَٰلِهِۦ وَيُنَزِّلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن جِبَالٍ فِيهَا مِنۢ بَرَدٍ فَيُصِيبُ بِهِۦ مَن يَشَآءُ وَيَصْرِفُهُۥ عَن مَّن يَشَآءُ ۖ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِۦ يَذْهَبُ بِٱلْأَبْصَٰرِ

Latin :

A lam tara annallaha yuzjisahaban summa yu'allifu bainahu summa yaj'aluhu rukaman fa taral-wadqa yakhruju min khilalih, wa yunazzilu minas-sama'i min jibalin fiha mim baradin fa yusibu bihi may yasya'u wa yasrifuhu 'am may yasya, yakadu sana barqihi yaz-habu bil-absar

Arti :

Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.

Tafsir Kementrian Agama :

Pada ayat ini Allah mengarahkan pula perhatian Nabi saw dan manusia agar memperhatikan dan merenungkan bagaimana Dia menghalau awan dengan kekuasaan-Nya dari satu tempat ke tempat lain kemudian mengumpulkan awan-awan yang berarak itu pada suatu daerah, sehingga terjadilah tumpukan awan yang berat berwarna hitam, seakan-akan awan itu gunung-gunung besar yang berjalan di angkasa.

Dari awan ini turunlah hujan lebat di daerah itu dan kadang-kadang hujan itu bercampur dengan es.

Baca Juga: Kunci Jawaban dan Soal PAS PAI Kelas 6 SD Semester 1 Isi Kandungan Surat Al Kafirun

Bagi yang berada di bumi ini jarang sekali melihat awan tebal yang berarak seperti gunung, tetapi bila kita berada dalam pesawat akan terlihat di bawah pesawat yang kita tumpangi awan-awan yang bergerak perlahan itu memang seperti gunung-gunung yang menjulang di sana sini dan bila awan itu menurunkan hujan nampak dengan jelas bagaimana air itu turun ke bumi.

Hujan yang lebat itu memberi rahmat dan keuntungan yang besar bagi manusia, karena sawah dan ladang yang sudah kering akibat musim kemarau, menjadi subur kembali dan berbagai macam tanaman tumbuh dengan subur sehingga manusia dapat memetik hasilnya dengan senang dan gembira.

Tetapi ada pula hujan yang lebat dan terus-menerus turun sehingga menyebabkan terjadinya banjir di mana-mana.

Sawah ladang terendam bahkan kampung seluruhnya terendam, maka hujan lebat itu menjadi malapetaka bagi manusia dan bukan sebagai rahmat yang menguntungkan.

Semua itu terjadi adalah menurut iradah dan kehendak-Nya.

Sampai sekarang belum ada satu ilmu pun yang dapat mengatur perputaran angin dan perjalanan awan sehingga bisa mencegah banjir dan malapetaka itu.

Di mana-mana terjadi topan dan hujan lebat yang membahayakan tetapi para ahli ilmu pengetahuan tidak dapat mengatasinya.

Semua ini menunjukkan kekuasaan Allah, melimpahkan rahmat dan nikmat kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan menimpakan musibah dan malapetaka kepada siapa yang dikehendaki-Nya pula.

Menurut para ilmuwan sains dan teknologi, persyaratan bagaimana hujan dapat turun, dimulai dari adanya awan yang membawa uap air.

Awan ini disebut dengan awan cumulus. Gumpalan-gumpalan awan cumulus yang semula letaknya terpencar-pencar, akan "dikumpulkan" oleh angin.

Pada saat awan sudah menyatu, akan terjadi gerakan angin yang mengarah ke atas dan membawa kumpulan awan ini, yang sekarang disebut awan cumulus nimbus, ke atas.

Gerakan ke atas ini sampai dengan ketinggian (dan suhu) yang ideal, di mana uap air akan berubah menjadi kristal-kristal es.

Baca Juga: Bocoran Soal UAS PAI Kelas 4 SD MI, Kunci Jawaban Isi Kandungan Surah Al Ikhlas

Pada saat kristal es turun ke bumi, dan suhu berubah menjadi lebih tinggi, mereka akan berubah menjadi butiran air hujan.

Di antara keanehan alam yang dapat dilihat manusia ialah terjadinya kilat yang sambung menyambung pada waktu langit mendung dan sebelum hujan turun.

Meskipun ahli ilmu pengetahuan dapat menganalisa sebab musabab kejadian itu, tetapi mereka tidak dapat menguasai dan mengendalikannya.

Bukankah ini suatu bukti bagi kekuasaan Allah di alam semesta ini?

Dengan merenungkan isi kandungan surat An Nur ayat 43 mengenai peroses turunnya hujan menjadikan pembelajaran untuk kita dan  membuat keiman kita menjadi bertambah.***

Editor: Robi Maulana

Sumber: Quran Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah