MANTRA SUKABUMI - Ulama ahli tafsir asal Kragan, Rembang, Gus Baha membahas sebuah hadits tentang dosa.
Dalam hadits tersebut, kata Gus Baha mengatakan bahwa setiap dosa itu akan Allah ampuni, kecuali dosa orang yang jujur.
Hal tersebut sebagaimana diungkapkan Gus Baha dalam salah satu video ceramah di kanal youtube Santri Kalong.
Baca Juga: Bukan Pemain Ikatan Cinta, Shopee 11.11 Big Sale Hadirkan NCT 127 di Malam Puncak Pesta Belanja
"Saya dulu pernah dengar haditsnya nabi," ucap Gus Baha sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari kanal Youtube Santri kalong pada Rabu, 8 Desember 2021.
"Kullu ummati mu'affan Illal mujahirin," ucap Gus Baha.
Artinya: "Semua umatku dimaafkan asal ketika dosa itu nggak cerita kalau dosa."
"Saya dulu janggal, orang dosa cerita dosanya kan kesannya jujur, baik. Tapi setelah saya pikir-pikir itu ternyata benar kata kanjeng nabi," jelas Gus Baha.
Lebih lanjut Gus Baha pun memberikan contoh agar bisa dipahami tentang alasan mengapa tidak boleh menceritakan aib masa lalu terutama kepada anak.
"Misalnya kamu cerita kepada anakmu, Nak, aku zaman mondok diploso itu sering kalau makan di warung hutang nggak dibayar itu biasa dan biasa sekolah nggak naik kelas," terang Gus Baha.
"Itu jujur atau malah mengajarkan? Mengajarkan suatu saat anak kamu jadi bodoh," tegas Gus Baha.
"Maka penting, untuk tidak menampakkan dosa kamu. Makanya kata nabi semua umatku diampuni, kecuali orang yang cerita-cerita dosa," kata Gus Baha.
Baca Juga: Walau Tak Istighfar, Kata Gus Baha Allah akan Beri Ampunan Dosa dengan Beberapa Amal Ini
"Misalnya kamu zaman pacaran puber. Terus kamu ceritakan 'dulu aku dapat ibumu pacaran. Sudah pernah ku bonceng kesana kemari." lanjutnya.
Sebab kata Gus Baha, kelak ketika sudah dewasa anak kita akan meniru apa yang telah diceritakan oleh orangtuanya.
"Itu jujur, tapi suatu saat anakmu pacaran, alasannya apa? Meniru bapak. Tapi kalau kamu sok suci 'pacaran itu haram'. " Pungkas Gus Baha.
Maka dari itu Gus Baha menegaskan agar tidak membicarakan aib masa lalu kepada anak agar kelak mereka tidak meniru apa yang telah dilakukan oleh orangtuanya.***