Sejarah Singkat Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW

- 11 Maret 2020, 08:30 WIB
masjid agung Palabuhanratu
masjid agung Palabuhanratu /mantra sukabumi

DR. Husein Muhammad Haikal salah seorang sejarawan al Azhar dalam bukunya "Hayatu Muhammad" mengatakan bahwa satu tahun sebelum Nabi Muhammad SAW menjalani peristiwa isra mi'raj, beliau mendapatkan berbagai macam ujian dan cobaan yang datang bertubi-tubi seolah tiada henti. Para ahli sejarah menyebutkan tahun itu dengan nama "amul huzni" tahun duka cita.

Dari mulai ditinggal wafat oleh dua orang yang sangat dicintainya, yakni istrinya Siti Khadijah r.a. dan pamannya Abi Thalib. Dua orang yang juga menjadi perisai Nabi dalam berdakwah di Kota Mekah, dua orang yangg sangat berjasa besar dalam membentuk karakter serta watak Nabi untuk menjadi seorang pemimpin umat.

Dua orang yang juga menjadi donatur Nabi untuk memenuhi segala kebutuhan beliau. Dengan wafat keduanya, masyarakat quraisy semakin berani mengganggu Nabi SAW.

Pada tahun itu juga beliau mendapatkan embargo ekonomi secara sepihak dari masyarakat quraisy. Sehingga beliau dan para pengikutnya begitu terisolir, terpuruk dan teraniaya.

Tidak cukup itu saja, derita yang dialami oleh kanjeng Nabi sebelum beliau isra mi'raj, beliau juga tak luput dari bullying, hinaan, cacian, makian bahkan persekusi dan siksaan fisik.

Baca Juga: Satu Rumah di Kalapanunggal Sukabumi Rata dengan Tanah Akibat Gempa

Salah satunya saat beliau berdakwah secara terbuka di Thoif, bukannya diterima oleh masyarakat Thoif, tapi justru dicemooh, dimaki-maki, diludahi, dilempari dengan batu dan kotoran unta, hingga wajah mulia beliau berlumuran darah bercampur kotoran unta. Sungguh biadab perlakuan mereka kepada Nabi Muhammad SAW.

Ketika itu malaikat Jibril turun ke bumi, menghampiri beliau seraya menawarkan diri untuk membumi hanguskan mereka yang telah menghina beliau.

Tapi luar biasanya tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh paduka Nabi, beliau hanya mohon agar Allah SWT mengampuni kaumnya ini dan segera menurunkan hidayah kepada mereka agar mau beriman.

Sambil berlindung di bawah sebuah pohon kurma beliau bermunajat :

الهي اليك اشكوا ضعف قوّتي وقلة حيلتي وهواني على الناس انت ربّ المستضعفين وانت ربّي الى من تكلني الى بعيد يتجهّمني ام الى عدوّ ملكته امري ان لم يكن غضب علي فلا ابالي غير انّ عافيتك هي اوسع لي . اعوذ بنور وجهك الذي اشرقت له الظلمات وصلح عليه امر الدنيا والآخرة من ان ينزل علي غضبك

"Tuhanku....!
Hanya kepada-Mu aku adukan segala kelemahanku, aku adukan ketidak berdayaanku, serta kehinaanku di hadapan manusia.

Engkau Tuhan orang-orang yang tertindas, Engkau Tuhanku, yang mengurusiku, kepada siapa saja Engkau serahkan diriku. Kepada orang asing yang menyerangku atau kepada musuh yang menguasaiku.

Sekiranya Engkau tidak murka kepada ku, maka akupun tak kan peduli, asalkan saja afiahMu lebih luas untukku.

Aku berlindung dengan cahaya dzatMu yang menyinari semua kegelapan dan meluluskan segala urusan dunia dan akhirat, agar murkaMu tidak menimpaku,".

Sungguh, sikap mental yang patut ditiru oleh kita semua, sebagai pengikutnya. Jiwa yang besar, berlapang dada, tidak mudah menyerah, tidak putus asa, tetap santai dan tidak panik walau situasi gawat sekali pun.

Pada kondisi Nabi yang sedang mendapatkan musibah dan cobaan inilah ditinggal wafat oleh istri dan pamanya, mendapat embargo ekonomi, dihina, dibully, dicaci maki dan diintimidasi, Allah SWT tidak ingin hamba yang sangat dicintai Nya larut dalam duka dan lara, demi mengembalikan jiwa Nabi SAW kepada kondisi semula, penuh semangat dan daya juang tinggi, maka pada malam ke 27 bulan Rajab Allah mengutus malaikat Jibril untuk menjemput kanjeng Nabi SAW untuk menjalani peristiwa isra dan mi'raj.

Satu hikmah yang dapat diambil adalah jika Nabi SAW sebelum mendapatkan derajat yang tinggi, menjalani perjalanan spiritual yang sangat dahsyat, beliau diuji terlebih dahulu.

Maka, sebagai ummatnya kita pun kurang lebih seperti itu. Jangan mudah putus asa jika mendapat ujian, jika bersabar pasti Allah angkat kita ke atas derajat yang tinggi.
Wallahu a'lam bishowab

سبحان الذي اسرى بعبده ليلاً من المسجد الحرام الى المسجد الأقصى الذي باركنا حوله لنريه من اياتنا انه هو السميع البصير

Sumber : Ruhyat Hasby

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Mantra Sukabumi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x