"Di kampung-kampung kalau ada masjid pakai speaker, di mana-mana, saya sering ditanya, Gus, bilangin kalau adzan jangan banter-banter, membuat berisik tetangga, kalau sudah niat sholat, tidak usah adzan sudah datang," kata Gus Baha.
"Selesai kamu, yang satu, ya tidak! harus keras supaya syiar. Yang satu mengatakan sia-sia dikata-katain saja, karena yang tidak senang cuma ngata-ngatain saja, yang sudah senang tanpa adzan keras-keras maksudnya sudah sholat, kamu pilih mana?" tanya Gus Baha.
Baca Juga: Gus Baha Ungkap Keutamaan Surat Al Mulk: Menjadi Syafaat di Alam Kubur
Gus Baha lantas menceritakan jika hal tersebut sudah terjadi sejak zaman Rasulullah SAW antara Abu Bakar dan Umar.
“Abu Bakar kalau berdzikir di masjid itu lirih sekali, selirih-lirihnya. Umar kalau berdzikir sangat keras, tapi tidak menggunakan sound sistem tapi sangat keras hingga membuat ramai," ungkap Gus Baha.
Gus Baha kemudian mengatakan jawaban Abu Bakar ketika ditanya oleh Rasulullah SAW alasan berdzikir dengan suara lirih.
"Ya Aba Bakrin, kenapa kamu melirihkan suara? Saya itu malu sama Allah, Dia itu Dzat yang Maha Mendengar. Jadi, saya mengeraskan suara itu malu, seperti Tuhan butuh suara keras saja," jawab Abu Bakar, sebagaimana diceritakan Gus Baha.
"Umar ditanya kenapa kamu terlalu keras? Unar jawabnya sederhana, 'Supaya tidak mengantuk'," beber Gus Baha.
Karena itulah lanjut Gus Baha tidak ada satupun ulama yang mengatakan jika Umar afdholu min Abi Bakrin (lebih utama) karena jawaban Umar sangat sederhana.