Sebagian pemuda sekarang, menunggu nanti mereka menikah, atau sudah tua, baru mau shalat malam. Mereka menyatakan menunggu sampai rambut putih bersinar di kepala mereka. Di saat seperti inilah nanti kami akan rajin shalat malam, kata mereka. Apakah mereka lupa, bahwa kebiasaan mereka ini akan terwarisi juga oleh anak-anak mereka.
Abul Ala’ al-Ma’arri bersyair:
وَيَنْشَأُ نَاشِىءُ الفِتْيَانِ، مِنَّا
عَلَى مَا كَانَ عَوِّدَهُ أَبُوْهُ
وَمَا دَانَ الفَتَى بِحِجًا، وَلَكِنْ
يُعَلِّمُهُ التَدَيُّنُ أَقْرَبُوْهُ
وَطِفْلُ الفَارِسِي لَهُ وُلَاةٌ،
بِأَفْعَالِ التَمَجُّسِ دَرَّبُوْهُ
Seseorang remaja di tengah-tengah kita tumbuh
dengan kebiasaan yang diajarkan ayahnya
Seorang remaja tidak melahirkan pemikiran, tapi
orang-orang dekatnya yang mengajarkan gaya hidup untuknya
Anak-anak Persia memiliki teladan
dari praktik amalan majusi yang mengajarinya
Kaum muslimin,
Kalau Anda tidak membiasakan sesuatu di masa muda sekarang, maka hal itu juga tidak akan menjadi kebiasaan Anda di saat tua. Seorang yang mulia itu karena memiliki adab yang mulia juga. Karena itu, di usia muda sekarang hendaknya Anda membiasakan suatu kebiasaan yang utama.