Contoh Khutbah Jumat Ramadhan 2022 dengan Tema Mengenal Bentuk Ampunan Allah SAW

- 15 April 2022, 03:30 WIB
Teks Khutbah Jum’at Lengkap Tentang Menyambut Malam Nuzulul Quran dan Keutamaan Al-Quran
Teks Khutbah Jum’at Lengkap Tentang Menyambut Malam Nuzulul Quran dan Keutamaan Al-Quran /Instagram Masjid Daarut Tauhid Jakarta

“Yaitu salah seorang dari kalian akan mendekat kepada Rabb-nya. Kemudian Dia meletakkan naungan-Nya di atasnya. Kemudian Dia berfirman, “Apakah kamu telah berbuat ini dan ini?” Hamba itu menjawab, “Ya, benar.” Dia berfirman lagi, “Apakah kamu telah melakukan ini dan ini?” Hamba itu menjawab, “Ya, benar.” Dia pun mengulang-ulang pertanyannya, kemudian berfirman, “Sesungguhnya Aku telah menutupi dosa-dosa tadi (merahasiakannya) di dunia dan pada hari ini aku telah mengampuninya bagimu.” [HR. al-Bukhari].

Kita memohon kepada Allah Ta’ala agar memasukkan kita ke dalam golongan yang pertama ini.

Kedua: mereka yang mendapatkan ampunan setelah amal perbuatan mereka ditimbang.

Mereka adalah orang-orang yang ditimbang amalan mereka di mizan. Amal kebaikan diletakkan di timbangan kebaikan. Dan amal buruk diletakkan di timbangan keburukan. Mereka inilah yang termasuk dalam firman Allah Ta’ala,

Baca Juga: Cara Download Kumpulan Ceramah Kultum Ramadhan 2022 Gratis di HP Android, Lengkap dengan Link Tema Menarik

فَمَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (102) وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ (103)

“Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam.” [Quran Al-Mukminun: 102-103].

Dan makna yang sama sebagai penjelas bentuk ampunan seperti ini, juga dijelaskan dalam hadits kartu. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Ada seseorang yang terpilih dari umatku pada hari kiamat dari kebanyakan orang ketika itu, lalu dibentangkan buku catatan amalnya yang berjumlah 99 buku. Setiap buku, jika dibentangkan sejauh mata memandang. Kemudian Allah menanyakan padanya, “Apakah engkau mengingkari sedikit pun dari catatanmu ini?” Ia menjawab, “Tidak sama sekali wahai Rabbku.” Allah bertanya lagi, “Apakah yang mencatat hal ini berbuat zholim padamu?” Lalu ditanyakan pula, “Apakah engkau punya uzur atau ada kebaikan di sisimu?” Dipanggillah laki-laki tersebut dan ia berkata, “Tidak.” Allah pun berfirman, “Sesungguhnya ada kebaikanmu yang masih kami catat. Dan sungguh tidak akan ada kezaliman atasmu hari ini.” Lantas dikeluarkanlah satu bitoqoh (kartu sakti) yang bertuliskan syahadat ‘laa ilaha ilallah wa anna muhammadan ‘abduhu wa rosuluh’. Lalu ia bertanya, “Apa kartu ini yang bersama dengan catatan-catatanku yang penuh dosa tadi?” Allah berkata padanya, “Sesungguhnya engkau tidaklah zalim.” Lantas diletakkanlah kartu-kartu dosa di salah satu daun timbangan dan kartu ampuh ‘laa ilaha illallah’ di daun timbangan lainnya.Ternyata daun timbangan penuh dosa tersebut terkalahkan dengan beratnya kartu ampuh ‘laa ilaha illalah’ tadi. [HR. Ibnu Majah no. 4300, Tirmidzi no. 2639 dan Ahmad 2: 213].

Ketiga: mereka yang mendapatkan adzab terlebih dahulu di neraka. Dihukum di sana atas perbuatan yang mereka lakukan. Kemudian mereka dikeluarkan atas karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Halaman:

Editor: Robi Maulana

Sumber: khotbahjumat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah