Lembaran-lembaran suci itu di dalamnya terdapat kitab-kitab, yakni hukum-hukum tertulis, yang lurus. Al-Qur’an berisi akidah, hukum, kisah, dan aturan yang menuntun umat manusia ke jalan yang benar dan lurus.
وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ ۗ
Wa mā tafarraqallażīna ụtul-kitāba illā mim ba’di mā jā'at-humul-bayyinah.
Dan tidaklah terpecah-belah orang-orang Ahli Kitab melainkan setelah datang kepada mereka bukti yang nyata.
Wahai Nabi, ketahuilah bahwa Ahli Kitab dahulu sepakat mengimani dirimu sebagai rasul terakhir sebagaimana informasi yang mereka dapati dalam kitab-kitab mereka.
Dan tidaklah terpecah-belah orang-orang Ahli Kitab itu melainkan setelah datang kepada mereka bukti yang nyata, yaitu kedatanganmu atau Al-Qur’an yang kaubawa. Sebagian beriman kepadamu dan sebagian yang lain mengingkarimu.
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
Wa mā umirū illā liya’budullāha mukhlisīna lahud-dīna hunafā'a wa yuqīmus-salāta wa yu'tuz-zakāta wa żālika dīnul-qayyimah.
Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).