لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ ، وَلَكِنِ الْوَاصِلُ الَّذِى إِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا
”Seorang yang menyambung silaturahmi bukanlah seorang yang membalas kebaikan seorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang menyambung silaturahmi adalah orang yang berusaha kembali menyambung silaturahmi setelah sebelumnya diputuskan oleh pihak lain.” (HR. Bukhari no. 5991)[5]
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita di antara hamba-hamba-Nya yang mampu menjadi pintu-pintu kebaikan untuk sesama, yang menjadi pioneer-pioneer kebaikan di tempat kita berada, dan kita menjadi orang-orang yang tetap kokoh dan istiqamah di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala sampai kita nanti bertemu dengan-Nya.
Khutbah Jumat Kedua
Jamaah kaum muslimin yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan,
Satu hal yang sangat perlu untuk kita hindari dan waspadai adalah tatkala seseorang bergaul/ bermasyarakat, janganlah berteman dengan orang-orang yang jelek. Karena akan membahayakan dunia dan akhirat kita.
Bagaimana jika orang nanti masuk ke alam akhirat, namun dulunya dia terpengaruh dengan teman-temannya yang jelek, maka hanya tinggal penyesalan. Lihatlah gambaran dari firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا . يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا . لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
“Dan (ingatlah) hari (Ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan Bersama-sama Rasul”. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran Ketika Al Quran itu telah dating kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al-Furqan[25]: 27- 29)