Masya Allah, Subhanallah, Gegara Ucapan yang Tertukar Jadi Berubah Makna

- 16 November 2020, 17:30 WIB
Ilustrasi Doa
Ilustrasi Doa /mantrasukabumi.com/Andi Syahidan

MANTRA SUKABUMI – Kalimat Masya Allah dan Subhanallah tentunya sudah tak asing lagi didengar, karena kalimat tersebut senantiasa diucapkan oleh kaum muslim di seluruh dunia, begitu juga di Indonesia.

Kedua kalimat tersebut kerap terdengar diantara percakap sehari-hari muslim di Indonesia. Namun, tak sedikit orang yang masih salah dalam menempatkan dua kalimat ini. Dua kalimat ini punya makna yang berbeda, sehingga jika penggunaannya tertukar, maka maknanya pun menjadi tidak tepat.

Sebenarnya ada perbedaan ucapan subhanallah dengan masyaallah yang sampai saat ini umat muslim masih salah mengucapnya. Kedua pidato tersebut tidak digunakan hanya untuk mengekspresikan kekaguman.

Baca Juga: Solusi Makan, Belanja, dan Transportasi dari Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini

Baca Juga: Buntut Kerumunan Acara Habib Rizieq, Kapolri Copot Dua Kapolda Sekaligus

Dikutip mantrasukabumi.com dari islampos.com, dalam kitab Tafsir Al Quranul Karim Surat Al Kahfi, Syekh Muhammad bin Shalih Al 'Uthaymeen menjelaskan,' Masya Allah 'bisa digunakan untuk dua situasi dalam bahasa Arab atau ikrab, mengingat di dalamnya memang ada dua makna.

Ikrab pertama 'Masya Allah' adalah dengan menjadikan kata 'maa' sebagai isim maushul (kata penghubung) dan status sebagai predikat, dengan subjeknya adalah mubtada 'yang disembunyikan.

Hingga, bentuk lengkapnya adalah 'hadzaa maa syaa Allah' dan menunjukkan alasan atau disebut maa syarthiyyah.

Sedangkan menurut ikrab kedua, ungkapan ‘Masya Allah’ adalah kata benda yang berstatus sebagai fi’il syarath atau kata kerja yang mengindikasikan sebab.

Mengutip Fatwa Nurun 'alad Darbi Syekh Abdul Aziz bin Baz, jika seorang mukmin ketika melihat sesuatu yang membuatnya takjub, maka dianjurkan mengucapkan' Masya Allah 'atau' Barakallahu Fiik '.

Baca Juga: Perlu Diketahui, Berikut 7 Golongan Manusia yang Akan Selamat di Hari Akhir

"Dan mengapa kamu tidak mengatakan ketika kamu memasuki tamanmu" maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (memang dengan kehendak Allah semua ini terwujud, tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Jika Anda berpikir saya kurang dari Anda dalam hal properti dan garis keturunan. "

Demikian Masya Allah diucapkan sambil memuji, sebagai bentuk kekaguman dan pemuliaan Allah untuk menghindari dampak buruk yang mungkin menimpa orang yang dipuji.

Dampak buruk dari pujian ini biasanya bisa timbul akibat penyakit hati berupa niat jahat. 'Masya Allah' juga diucapkan ketika melihat sesuatu yang baik atau indah sehingga pujiannya tidak berdampak buruk.

Sedangkan untuk 'Subhanallah', Imam Nawawi dalam kitab Riyadh al-shalihin mengontrolnya dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA.

Menurutnya, Nabi (damai dan berkah Allah besertanya) bersabda, "Dua kalimat ringan telah diucapkan, tetapi berat dalam skala dan dicintai oleh Allah Yang Maha Penyayang adalah Subhanallah wa bihamdihi, subhanallah al-Azhim." (Muttafaqun 'Alaihi disepakati oleh para ulama hadits).

Baca Juga: Wajib Tahu, Berikut 16 Cara Hapus Dosa Zina Sebelum Nikah

Subhanallah berarti Keagungan Allah. Subhanallah dikatakan saat mendengar atau melihat hal-hal buruk. Pidato ini merupakan penegasan dari "Tuhan itu Qudus dari kejahatan".

Namun, ada kondisi dimana kata 'subhanallah' juga terekspresikan dengan terkejut atas ancaman yang disebutkan Allah kepada orang yang malas membayar hutang.

Dari Muhammad bin Jahsy ra, "Suatu hari, Nabi melihat ke langit lalu berkata, 'Subhanallah, betapa berat ancaman itu diturunkan."**

Editor: Robi Maulana

Sumber: islampos.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x