Network
MANTRA SUKABUMI - Terapi forgiveness merupakan sebuah teknik untuk meminta atau memberikan maaf yang dilakukan secara rutin.
Terapi forgiveness atau forgiveness therapy ini, dalam prakteknya menggunakan fungsi dari energi listrik atau gelombang yang terdapat pada otak kita.
Adapun dr Aisyah Dahlan, menyebutkan setidaknya ada lima manfaat dari terapi forgiveness, salah satunya stres berkurang.
Baca Juga: Duel Sengit 2021, Tokopedia vs Shopee: Mana Jawara Marketplace Sesungguhnya?
Berikut penjelasan yang disampaikan oleh dr Aisyah Dahlan, sebagiamana dilihat mantrasukabumi.com dari vidio yang diunggah di kanal YouTube ALID TV, tanggal 22 Oktober 2021.
Terapi forgiveness atau forgiveness therapy, bisa juga dilakukan untuk teman kerja sebab termasuk orang yang ketemu setiap hari.
Untuk kondisi seperti ini, forgiveness therapynya harus lebih ditingkatkan, agar kita nggak selalu menghindari dia, jadi balik lagi emosinya, nanti yang rugi diri kita.
“Jadi kita lihat dulu setelah efek dari kita forgiveness therapy yang diharapkan tuh apa ya”, kata dr Aisyah Dahlan.
“Nah ini manfaat yang dirasakan, itu setelah praktek rutin teknik forgiveness therapy selama waktu yang telah ditentukan, anda akan merasakan manfaatnya”, lanjuntnya.
“Ketenangan, fokus yang jauh lebih baik, stres berkurang, jadi enggak buang energi, dan emosi anda kini tidak akan bergejolak”, ungkap dr Aisyah.
“Semisal ada trigger, kan trigger itu tadi yang ketemu orang itu lagi atau datang ke tempat yang berantemnya disitu ya, emang sering itu datengnya trigger factor”, tambahnya.
“Trigger fator itu bisa please, people atau thing, jadi ketemu lagi, perlu dipahami melakukan teknik ini bukan berarti anda tidak perlu meminta atau menerima maaf di dunia nyata ya”, tegasnya.
Baca Juga: Tumaninah dalam Sujud, dr Aisyah Dahlan: Obat Luar Biasa Mujarab di Kepala
“Apalagi kalau orang deket, ya itu harus juga minta maaf, ya memberi maaf di dunia nyata tuh penting, ketemu orangnya penting”, tegasnya lagi.
“Namun dengan memakai teknik ini ya, sama kita memperbaiki luka kita dulu, betulin luka kita dulu”, katanya.
“Supaya kita bisa memiliki bekal, dan telah siap untuk melanjutkan perjalanan dengan kondisi yang lebih prima daripada sebelumnya”, pungkasnya.***
