Teriknya mentari membakar sanubari
Kusandarkan diri dibatang pohon yang rindang
Pandanganku menjalar
Menjilati lembah dan belukar
Anganku bermain ke masa lalu, begitu jauh
Tak mungkin kusentuh
Bayangan renta menari di taman sukma
Tersenyum pilu di palung jiwa
Tiba-tiba buliran bening berhamburan
Membasahi tanah yang kerontang
Akibat panasnya rindu berkepanjangan
Padamu wahai ayah tersayang
Yah, rinduku kian terkapar
Teringat kala itu, kakimu terseok-seok menelusuri lembah belantara
Aku duduk tertawa di pundakmu
Tak hiraukan, lelah yang kau derita
Mentari terus menyengat
Peluh meleleh di sekujur badan
Telapak kakimu meratap pilu
Menapaki perjalana hidup yang berliku
Ayah ....
Kau tak kenal menyerah
Ikhlasmu telah mengubur lelah
Demi kami buah hatimu
Kau rela terjatuh di jalanan berdebu
Kini kau telah tiada
Anakmu hanya bisa menguntai doa
Berbahagialah di sana
Tunggu kami di alam baqa
Mudah-mudahan kita masuk syurga, Yah
Kita rajut kembali benang kasih di keabadiaan.
Baca Juga: Hari Ayah Nasional 2021: Puisi Menyentuh Hati Ungkap Kasih Cinta kepada Sang Ayah
2. AYAH
Ayah..
Diantara kesunyian malam aku berteduh di bawah rembulan..
Termenung sendiri di daerah perantauan..
Sejenak, rindu menyapaku..
Dia berkata bahwa aku merindukanmu..
Senyum indah di wajahmu terlukis sempurna di pikiranku..
Tak ada kata yang tepat menjelaskan indahnya senyumanmu..
Aku tersenyum bersama luka mengingat lalu..
Begitu indah masa kecilku dulu..
Begitu indah waktu ku bersamamu..
Kini, disini, di perantauan ini..
Aku sangat merindukanmu..
Jiwaku bergejolak ingin bertemu..
Namun, fakta mengejutkanku..
Kau telah bersama ilahi dan tinggal dalam surganya..
Senandung doa, kupanjatkan agar kau damai disisiNya...
Ayah..
Aku merindukanmu..***