Bagaimana Cara Atasi Anak Tantrum? Begini Tips Parenting dari dr Aisyah Dahlan

- 20 November 2021, 12:25 WIB
Seorang praktisi parenting dr Aisyah Dahlan bocorkan tips cara atasi anak tantrum yang seringkali terjadi berusia dua hingga delapan tahun
Seorang praktisi parenting dr Aisyah Dahlan bocorkan tips cara atasi anak tantrum yang seringkali terjadi berusia dua hingga delapan tahun /Pixabay/ddimitrova

 

MANTRA SUKABUMI - Seorang praktisi sekaligus peneliti neuroscience, dr Aisyah Dahlan menjelaskan tentang bagaimana cara mengatasi anak pengidap tantrum.

Dalam kajiannya, dr Aisyah Dahkan berpendapat seringkali anak berusia dua hingga delapan tahun rentan mengalami tantrum.

dr Aisyah Dahkan menambahkan, gejala tantrum pada anak bisa terjadi karena adanya pencetus.

Baca Juga: dr Aisyah Dahlan Sebut Ada Perbedaan Sambungan Otak Antara Anak Laki-laki dan Perempuan

Seperti yang dikutip mantrasukabumi dalam dari kanal YouTube Pecinta dr Aisah Dahlan, CHt pada Sabtu, 20 November 2021, dr Aisyah Dahlan berkata,

“Kalau ada pencetus, dilihat apakah karena dia capek, apa karena ngantuk, apa karena lapar, apa karena haus, apa karena bosen,”

Tantrum adalah sebuah keadaan ketika anak meluapkan emosinya, seperti menangis kencang, berguling-guling di lantai, hingga melempar barang.

Oleh karena itu, dr Aisyah Dahlan menyarankan agar orang tua mengetahui dahulu alasan mengapa anak mengidap tantrum.

Pada umumnya, tantrum disebabkan oleh terbatasnya kemampuan bahasa anak untuk mengekspresikan perasaannya.

Sehingga mereka hanya bisa meluapkan emosinya dengan cara berteriak, menangis, meronta, menangis, bahkan menjerit sambil menghentakkan kedua kaki dan tangannya ke lantai.

Namun pada kasus tertentu, perilaku tantrum pada anak mungkin bisa disebabkan oleh gangguan perilaku atau masalah psikologis, seperti depresipsikologis, hyperaktif dan autisme.

Ketika anak mengalami tantrum, sebaiknya orang tua jangan panik dan ikut terbawa emosi.

Berikut beberapa cara yang bisa orang tua lakukan untuk mengatasi tantrum pada anak.

1.Tetap tenang

Saat anak tantrum, orang tua harus tetap tenang dan jangan membalas berteriak atau memaksa anak menghentikan amukannya.

Baca Juga: Cara Sederhana Berterimakasih Terhadap Diri, dr Aisyah Dahlan Ucapkanlah dengan 1 Kalimat ini

Sikap yang tenang akan membuat tantrum anak lebih mudah untuk diatasi.

Selain itu, orang tua juga bisa mengajak anak ke tempat yang lebih sepi dan tenang guna menenangkan emosinya.

2. Cari tahu penyebab tantrum

Berbagai hal bisa menjadi penyebab tantrum pada anak, terlebih bagi anak balita yang kemampuan komunikasinya belum matang.

Karenanya, dr Aisyah Dahlan menganjurkan orang tua untuk bertanya secara langsung apa yang sedang dirasakan oleh anak saat itu.

Anak mungkin akan merespon dengan cara mengangguk atau menggeleng. Jika penyebab tantrum anak diketahui, maka orang tua akan lebih mudah mengatasinya.

3. Alihkan perhatian anak

Biasanya anak kecil sangat mudah melupakan sesuatu dan tertarik pada hal baru.

Orang tua bisa memanfaatkan hal tersebut untuk mengalihkan perhatiannya saat tantrum.

Misalnya, memberikan mainan yang sudah lama tidak dimainkan atau memberikan camilan kesukaannya saat anak mulai terlihat rewel.

Baca Juga: Remaja Laki-laki Suka Emosi dan Marah-marah, Begini Tips dr Aisyah Dahlan Cara Mengatasinya

4. Jangan pernah memukul anak

Untuk mengatasi tantrum, pola asuh otoritatif lebih cocok untuk diterapkan.

Jadi, ada baiknya untuk orang tua jangan sampai memukul atau mencubit anak yang justru dapat membuat anak meluapkan emosi untuk menyampaikan keinginannya.

Sebagai gantinya, orang tua bisa melakukan cara lain seperti memeluk atau mencium anak untuk menenangkan emosinya.

Selain menenangkan, pelukan dan ciuman juga bisa menjadi cara efektif untuk menunjukkan bahwa orang tua benar-benar peduli dan mencintai mereka.

Jika tantrum pada anak tampak terlalu sering, atau membuatnya menyakiti dirinya atau orang lain, orang tua sebaiknya berkonsultasi dengan dokter anak,

dan mendiskusikan perilaku anak apakah anak tersebut berkebutuhan khusus atau memiliki diagnosis tertentu seperti hiperaktif, autisme, dan lain-lain. ***

Editor: Encep Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah