Perlu Diketahui Ternyata Inilah Penyebab Kelumpuhan Tidur Atau Sleep Paralysis

- 22 Oktober 2020, 18:00 WIB
Ilustrasi Kelumpuhan tidur
Ilustrasi Kelumpuhan tidur /Pixabay/@Conmongt

MANTRA SUKABUMI - Kelumpuhan Tidur atau sering disebut dengan kata sleep paralysis ini sekali dialami oleh setiap orang.

Kelumpuhan Tidur ini biasanya akan terjadi pada saat tubuh sedang lelah, selain itu juga ketinggian atau sleep paralysis ini akan terjadi dengan kondisi tubuh maupun kebiasaan tidur.

Pada saat tidur pasti ada beberapa proses yang akan dilalui hingga dapat tertidur dengan pulas, yaitu tidur ringan atau tidur hingga tahap REM (rapid eye movement). Pada saat mengalami proses REM, otak dengan otomatis akan mengirimkan sinyal untuk melemahkan otot padat tubuh, sehingga tubuh tidak dapat bergerak ketika sedang tidur.

Baca Juga: Jangan Makan Semangka Berlebihan Ternyata Dapat Sebabkan Overhidrasi, Bahayakan Jantung dan Diabetes

Baca Juga: Wanita Wajib Tahu, dengan 7 Cara ini Dapat Atasi Nyeri pada Saat Haid

Di tahapan REM, tubuh akan membuat otot menjadi lumpuh, agar pada saat bermimpi tumbuh tidak dapat bergerak. Maka karena itu sleep paralysis ini merupakan sebuah fenomena yang dapat terjadi pada saat pikiran tidak bisa tidur atau saat tersadar, tetapi tubuh tidak mampu untuk bergerak karena masih dalam kondisi REM.

Biasanya ketindihan hanya akan berlangsung selama beberapa menit saja. Namun tidak perlu khawatir karena ketindihan ini bukanlah sebuah hal yang disebabkan oleh makhluk halus.

Tidak sedikit orang beranggapan bahwa ketindihan ini disebabkan oleh makhluk halus, bahkan ada juga yang mengaggap pada saat ketindihan kita dapat melihat mahluk gaib. Namun sebenarnya pada umumnya memang sleep paralysis ini berkaitan dengan halusinasi. Halusinasi ini akan muncul pada saat tubuh sedang setengah sadar.

Menurut medis ketindahan adalah, dimana tubuh yang tidak bisa bergerak, suara yang tidak bisa keluar dan adanya sensasi keberadaan makhluk halus di dalam kamar adalah dalah satu ciri dari tanda diganggu makhluk halus berupa ketindihan.

Namun sebenarnya ketindihan dikarenakan gangguan tidur pada saat berada di tahapan REM atau tahapan tidur saat kamu mulai bermimpi, ketindisan atau sleep paralysis ini akan terjadi saat pikiran kamu tersebar atau terbangun di tahapan REM.

Baca Juga: Ahli Bedah Plastik Korea Selatan Didakwa atas Kematian Pewaris Kerajaan Bisnis Fashion Hong Kong

Gangguan pada saat tahapan rem belum dapat diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan terjadinya sleep paralysis.

Sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari berbagai sumber terpercaya.
Berikut adalah penyebab ketindihan atau sleep paralysis yaitu:

- Posisi tidur
Ketika kamu sering mengalami ketindihan caranya kamu harus mengubah posisi tidur menjadi miring ke kanan, Tetapi kamu harus pastikan posisi bantalnya pun harus nayman untuk leher agar tidur terasa nyaman.

- Stres
Stres dapat menyebabkan pikiran yang berlebih, atau pikiran yang tidak tenang, hal ini dapat membuat kamu susah untuk tidur, maka siklus REM dan NREM akan terganggu sehingga akan terjadilah sleep paralysis.

- Jam tidur
Waktu tidur yang tidak teratur juga dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ketindihan, hal ini dapat menyebabkan proses rem dan berantakan sehingga dapat menimbulkan terjadinya ketindihan.

- Riwayat keluarga atau keturunan
ketindihan dapat terjadi karena faktor genetik, jika kamu sering mengalami ketindihan maka orang tua atau anak-anakmu pun juga pernah merasakannya.

- Penyalahgunaan obat-obatan
Penyalahgunaan obat-obatan terlarang juga akan sangat sering mengalami ketindihan, apalagi yang sudah ketergantungan karena, kesadaran yang kurang dan gampang berhalusinasi. Hal ini dapat menyebabkan susah tidur sehingga siklus REM dan NREM dapat terganggu.

Cara menghadapi ketindihan adalah kamu perlu memahami bahwa ketindihan bukanlah peristiwa yang mistis. Cara mengatasinya adalah dengan cara kamu hanya perlu tenang, rileks, lalu bernafaslah secara perlahan. Dengan gitu otak akan bekerja secara normal untuk menggerakkan otot-otot tubuh seperti biasa.**

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah