BMKG Turunkan Tim Hilal Penentuan Awal Ramadhan 1443 H di POB Cibeas Simpenan Sukabumi Begini Persiapannya

1 April 2022, 17:45 WIB
BMKG turunkan Tim ahli dan penilaian untuk menentukan awal puasa di bulan Ramadhan 1943 H di POB Cibeas Simpenan Sukabumi /*/mantrasukabumi.com/

MANTRA SUKABUMI - Panitia Rukyatul Hilal dan Sidang Isbat terus melakukan persiapan untuk Penetapan 1 Syawal 1443 H di Pos Observasi Bulan (POB) Cibeas, di Kampung Cibeas RT 01/03, Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jumat 31 Maret 2021.

Pantauan di lapangan, tim ahli hilal telah mempersiapkan sejumlah peralatan teropong baik teleskop ataupun teropong manual yang di sebut bektang digunakan panitia dan tim ahli.

Terlihat dalam proses pengamatan hilal selain dari tim ahli pelaksana Rukyat DHR Kabupaten Sukabumi juga nampak tim ahli dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika pusat seismologi Geofisika Potensial dan Geofisika Waktu Stasiun Geofisika Bandung.

Baca Juga: Gempa Bumi Kembali Mengguncang Bayah Banten, BMKG: Waspada Gempa Susulan

Kepala Pusat Seismologi Teknik, Gefisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono mengungkapkan rukyatul hilal oleh BMKG dilakukan di 34 lokasi di seluruh Indonesia.

Sementara untuk pengamatan hilal di POB Cibeas BMKG sendiri menurunkan dua tim ahli.

"Sebetulnya kami melakukan pengamatan hilal ini secara serentak di seluruh Indonesia, kurang lebih 34 lokasi di seluruh Indonesia termasuk di Cibeas Sukabumi. Ada dua tim di sini, Stasiun Geofisika Bandung dan dari BMKG pusat," ungkapnya.

"Dari tadi kita siapkan peralatan sudah kita setting, tentunya mendekati matahari tenggelam kita akan fokus terhadap pengamatan hilal, karena hilal akan nampak bila mana matahari sudah tenggelam," sambungnya.

Dijelaskan Rahmat Triyono berdasarkan pengamatan dari tim ahli yang dilakukan BMKG, tinggi hilal di Cibeas yakni 2 derajat, sedangkan secara umum mulai dari 1 derajat 7 menit 12 detik.

 "Hari ini secara keseluruhan di lokasi ini Cibeas 2 derajat, secara umum di seluruh Indonesia mulai dari Jayapura 1 derajat 7 menit 12 detik, tertinggi di sekitar Mentawai 2 derajat lebih," jelasnya.

Masih kata Rahmat dengan kondisi tersebut sangat sulit untuk melihat hilal karena berdekatan dengan pancaran matahari tenggelam.
"Secara umum tentunya dengan tinggi 2 derajat itu akan sangat sulit sekali untuk bisa melihat hilal karena dekat pancaran matahahari teggelam, kemudian gak lama kemudian bulan ikut tenggelam, sehingga potensi kelihatannya sangat kecil untuk seluruh Indonesia," imbuhnya.

Baca Juga: Tetap Waspada! 2 Maret 2022, BMKG Rilis Beberapa Daerah di Jawa Barat yang Berpotensi Hujan

Rahmat menegaskan, tim hilal BMKG dalam pelaksanaan pengamatannya menggunakan alat teropong yang sudah canggih dengan settingan mampu mengikuti sasaran kordinat bulan.

"Kami dengan teropong yang sudah kita setting dengan perangkat canggih, nanti secara otomatis teropong akan mampu mengikuti sasaran bulan," bebernya.

"Kita tahu koordinatnya dimana, akan mengikuti pergerakan bulan, intinya kalau cuaca cerah sudah dan kemudian tinggi hilal cukup memadai, mestinya kita akan mampu menyaksikan hilal," tandasnya.***

Editor: Neng Siti Kulsum Ayunengsih

Tags

Terkini

Terpopuler