Pada sekitar tahun 1946, Laskar Ciwaringin 33 kemudian dilebur ke dalam TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan Harun Kabir didapuk menjadi opsir di lingkungan Brigade II Surjakantjana dengan pangkat mayor. Akan tetapi karena adanya kebijakan dari Markas Besar Tentara di Yogyakarta saat itu yang menurunkan satu tingkat pangkat para tentara, maka pangkatnya kemudian diturunkan menjadi kapten,
Nahasnya akhir hayat sang pahlawan berakhir tragis. Pada tahun 1947 dalam kondisi sakit malaria, Kapten Harun Kabir diberondong peluru oleh pasukan militer Belanda di kediaman sederhananya.
Kapten Harun Kabir kemudian dimakamkan di daerah Cioray. Belasan tahun kemudian makam tersebut dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Cianjur. Namun tidak lama setelah dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Cianjur, jasad beliau dipindahkan kembali ke pemakaman keluarga di daerah Ciandam Sukabumi, sesuai dengan amanat beliau semasa hidup.
Demikian sejarah singkat mengenai Kapten Harun Kabir.***