Asal Usul Gado Bangkong di Palabuhanratu jadi Alun-alun dan Ruang Terbuka Hijau Tahun 2023

- 2 Juni 2023, 17:25 WIB
Sejarah Gado Bangkong  di Palabuhanratu Sukabumi
Sejarah Gado Bangkong di Palabuhanratu Sukabumi /

MANTRA SUKABUMI - Gado Bangkong adalah suatu tempat yang tidak asing lagi bagi masyarakat Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.

Gado Bangkong sendiri merupakan pusat perdagangan masyarakat Palabuhanratu dahulu pada zaman Belanda.

Kini, Gado Bangkong rencana akan mengadakan pembangunan Pantai menjadi Alun-alun dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang berlokasi di jalan Kidang Kencana, Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

Baca Juga: Dulu Disebut Jembatan Apel, Ini Sejarah Gado Bangkong Palabuhanratu

Bagi anak muda sekarang mungkin tidak banyak mengetahui mengenai sejarah Gado Bangkong, karena saat ini Gado Bangkong hanya terlihat tihang-tihang pondasinya saja.

Salah seorang warga setempat Palabuhanratu, Irfan menceritakan sejarah singkat Gado Bangkong.

Berdasarkan cerita dari orang tuanya, Irfan mengatakan, Gado Bangkong sebelumnya bernama jembatan Apel.

"Dulu saat zaman Belanda Gado Bangkong namanya adalah jembatan Apel," ucapnya pada tim mantrasukabumi.com

Penamaan jembatan Apel sendiri, karena jembatan saat itu selalu digunakan untuk mengangkut buah-buahan dan barang dagangan.

Baca Juga: HTM Puncak Robin Palabuhanratu, Destinasi Wisata Alam Sukabumi Murah Meriah, Cek Rute Menuju Lokasinya

"Dinamakan jembatan Apel karena pada saat itu digunakan untuk mengangkut barang dagangan dan buah-buagan, di atas jembatan itu ada lori semacam kereta api untuk mengangkat barang barang tadi," jelasnya.

Untuk penamaan Gado Bangkong sendiri, orang-orang dahulu selalu menunggu nelayan pulang melaut di pinggir pantai berjongkok dengan memegang dagu.

Tempat Menunggunya Para Nelayan di Tepi Pantai
Tempat Menunggunya Para Nelayan di Tepi Pantai Mantra Sukabumi

"Jadi disebut Gado Bangkong kalau era sekarang karena pada jaman dulu mereka orang-orang yang menunggu nelayan dayung pulang melaut atau menunggu mengangkut barang dagangan di pinggir pantai 'jongko nanggeuy gado' (berjongkok sambil memegang dagu), jadi lah nama jembatan Apel ini di sebut Gado Bangkong dan menjadi ciri khas Palabuhanratu sampai sekarang," jelas Irfan.

Gado Bangkong di Tahun 2014. Foto: Dokumentasi
Gado Bangkong di Tahun 2014. Foto: Dokumentasi Mantra Sukabumi

Selain Irfan, Wawan pun ikut melanjutkan bahwa Gado Bangkong kini sedang melakukan pembenahan untuk dijadikan sebagai RTH (Ruang Terbuka Hijau) dan alun-alun.

"Sekarang lagi ada proses pembenahan lahan pembongkaran rumah-rumah untuk membangun alun-alun dan Ruang Terbuka Hijau", ucap Wawan sebagai Security.

Menurut Wawab, Gado Bangkong akan ditata menjadi alun alun dan ruang terbuka hijau karena dulunya merupakan dermaga yang pada saat itu, menjadi Kota Palabuhanratu banyak didatangi wisatawan, baik lokal maupun wisatawan dari luar negeri.

Dari penuturannya, Wawan pun memberi tahu luas lahan yang akan digunakan diwilayah Gado bangkong itu, luas lahan total itu 10.200 meter persegi.

Dimana setengahnya sudah dimiliki oleh pemerintah Kabupaten Sukabumi bahkan sudah bersertifikat, kemudian sisanya diproses sejak tahun 2022 yang lalu dan sudah diselesaikan, sudah dihitung tim appraisal.

Namun saat ini masih ada beberapa kendala, salah satunya soal pertanahan

"Pertanahan lagi proses, kemudian soal lahan pemda yang terpakai ya itu lahan PU provinsi dulunya yang bermasalah,” pungkasnya.

Dalam keterangan daru laman LPSE Jabar, ada 7 tahapan lingkup kegiatan pekerjaan penataan Alun-alun Gadobangkong Kabupaten Sukabumi, tahun anggaran 2023. Mulai dari persiapan, Site Development Segmen-1, Site Development Segmen-2, Site Development Segmen-3, Selfie Deck dan Tugu Kura-kura, pekerjaan Gerbang Leuit dan pekerjaan gedung kuliner.**

Editor: Ajeng R H


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x