Fenomena Adzan, Cak Nun: Jika Pandangannya Luas Kita Akan Temukan Seperti Penjajahan Dajjal

3 Desember 2020, 09:39 WIB
Cak Nun beri tanggapan soal azan dengan seruan jihad /Tangkap layar YouTube CakNun.com/

MANTRA SUKABUMI – Sempat dihebohkan dengan adanya adzan yang diganti dengan lafadz "hayya alal jihad" seorang budayawan asal Yogyakarta Cak Nun sampaikan pandangannya.

Fenomena adzan yang diganti lafadznya menjadi hayya alal jihad menjadi fenomena baru karena selama adanya ajaran agama Islam lafadz adzan baku dan dari dulu seperti itu.

Artinya adzan tidak pernah berubah lafadznya dari dulu. Namun hari ini muncul orang-orang yang ditampilkan dalam video merubah lafadz adzan tersebut menjadi hayya alal jihad.

Baca Juga: ShopeePay Terima Penghargaan Marketeers Youth Choice: Brands of the Year 2020

Baca Juga: Bahaya, Prediksi Indonesia Pecah karena Perang Habib Ini Sarankan Habib Rizieq Polri TNI Silaturahmi

Sehingga Cak Nun seorang budayawan yang juga memiliki jamaah Maiyah ini memberikan pandangannya terkait fenomena yang terjadi saat ini.

Awalnya video tersebut beredar cepat melalui platform media sosial seperti Instagram, Facebook, Whatsapp, maupun Twitter.

Sontak hal tersebut menuai banyak tanggapan dari Kyai, Habaib, Asatidz juga termasuk dari Budayawan Muhammad Ainun Najib.

Muhammad Ainun Najib atau yang kerap dipanggil Cak Nun mengomentari adzan hayya alal jihad tersebut.

Menurut Cak Nun, untuk melihat perspektif terkait azan dan iqomah yang ditambahih ‘Hayya Alal Jihad’ dapat melalui perspektif syariat dan fiqih. Tambahnya Ia juga mengatakan dapat dari perspektif sosial politik dan perspektif (katakanlah) langit.

"Iya saya kira kita ambil saja tiga cara pandang atau tiga perspektif atau tiga spektrum. Spektrum pertama pasti adalah fikih dalam syariat Islam, artinya tata cara beragama yang diatur oleh agama Islam." Ujar Cak Nun, sebagaimana dilihat mantrasukabumi.com dari video yang diunggah di kanal YouTube CakNun.com pada Kamis, 3 Desember 2020.

Baca Juga: Terungkap, Inilah Sosok yang Ancam Penggal Kepala Habib Rizieq, Bukan Orang Sembarangan

Menurutnya, Ia mengatakan bahwa ketika azan atau iqamah diganti dengan lafal ‘Hayya Alal Jihad’ secara fiqih tidak lazim karena bukan ajaran dan tradisi baku dari Rasulullah.

Selanjutnya, Cak Nun yang biasa dikenal sebagai seorang budayawan dari Yogyakarta tersebut mengatakan bahwa adzan atau iqamah diganti menjadi ‘Hayya Alal jihad’, maka akan lazim ketika ada ulama yang menyebutnya melanggar syariat, Bidah, atau bahkan sesat.

Cak Nun juga mengatakan bahwa kalau tujuan atau niatnya adalah untuk perang lebih baik menjadi ‘Hayya Alal Qital’, yang artinya mari berperang.

"Saya tidak curiga dan tidak mengklaim maksudnya, tapi Kalau saya jadi mereka saya akan sekalian memakai kata Qital, ‘Hayya Alal Qital’, Mari berperang" ujarnya.

Selanjutnya, Cak Nur menjelaskan perspektif secara sosial politik. Menurutnya, secara sosial politik kaum muslim dan nilai-nilai Islam memang sudah sangat lama merasa ditindas, dianiayaa, disakiti, diinjak-injak.

Baca Juga: Mengejutkan, Seorang Habib Peringatkan Jokowi dan TNI Polri Terkait Masalah Habib Rizieq Shihab

Jadi Cak Nun tidak heran dengan fenomena sekelompok orang yang mengganti azan ‘Hayya Alal Jihad’. Tambahnya, Ia mengatakan kaum muslim ditindas, ada yang yang tidak tahan, meledak, mengamuk, dan ada yang dengan pedang atau senjata rakitan. Tidak hanya itu, bahkan ada yang dengan kalam atau lidah seperti perubahan azan tersebut.

Budayawan dari Yogyakarta tersebut juga menjelaskan jika perspektif pandang kita luas, maka kita akan menemukan spektrum dimana subjek-subjeknya sangat banyak.

“Kalau perspektif pandangnya kita perluas, kita temukan spektrum di mana subjek-subjeknya sangat banyak seperti globalisasi, penjajahan Dajjal dan Ya’juj Ma’juj, imperialisme, kapitalisme global, amr dan iradah Allah Swt sendiri,” pungkasnya.**

Editor: Robi Maulana

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler