Ketua IPB SDGs Bahas Ketahanan Pangan dan Gizi pada Saat Pandemi

13 Desember 2020, 21:05 WIB
Ketua IPB SDGs Bahas Ketahanan pangan dan Gizi pada Saat Pandemi /(ANTARA)/

MANTRA SUKABUMI - Ketua IPB SDGs (Sustainable Development Goals) Network Bayu Krisnamurthi menyatakan penciptaan ketahanan pangan dan gizi berbasis konsumsi dalam keluarga.

Pangan keluarga dapat menjadi solusi untuk mengatasi pandemi Covid-19. Penanganan urusan pangan dan gizi ini menjadi penting, karena pandemi telah menimbulkan dampak serius ke berbagai sektor.

Dalam hal ini menegaskan termasuk kemampuan masyarakat dalam menyediakan, menjangkau, dan memanfaatkan bahan pangan bagi keluarga.

Baca Juga: Selain Picu Insomnia, Ternyata Makan Pedas Berlebihan Bisa Sebabkan 5 Bahaya Ini

Baca Juga: Awas! Bekerja dan Belajar Gunakan Laptop di Masa Pendemi, Terhindar dari Covid-19 Tapi Berisiko Ini

Dua pertiga urusan kelaparan berhubungan dengan kecukupan konsumsi pangan dan gizi, terutama pada seribu hari pertama kehidupan," kata Bayu dalam kegiatan Bincang-Bincang Aksi Relawan Mandiri Himpunan Alumni IPB (BBA) volume 3, dengan tema "Ketahanan Pangan di Masa Pandemi" di Bogor, Minggu, sebagimana dikutip mantrasukabumi.com dari Antara news pada Minggu 13 Desember 2020.

Wakil Menteri Perdagangan periode 2011-2014 menjelaskan persoalan konsumsi pangan dan ketidakcukupan gizi seperti ancaman stunting pada anak menjadi problem yang harus dicarikan solusinya mulai dari tingkat keluarga.

Meski demikian, pembicaraan soal pemenuhan gizi keluarga ini tidak sebatas membahas aspek sosial budaya dan selera makan, karena juga terkait dengan pengetahuan dan kesadaran akan gizi.

"Dalam konteks ini, peran ibu menjadi sangat penting, pendapatan keluarga sangat menentukan untuk memastikan kecukupan pangan bergizi, serta pemahaman soal sistem pangan juga sangat penting," katanya.

Menurut Bayu, ketahanan pangan itu bukan hanya persoalan produksi, tetapi juga ditentukan oleh faktor distribusi, pengolahan, penyimpanan, hingga konsumsi.

Baca Juga: Hilangkan Kebiasaan Malas Mandi jika Tak Ingin Terkena Gangguan pada Kulit Berikut Penjelasannya

Baca Juga: Hati-Hati, BNPT-Polri Ungkap Dugaan Pengumpulan Dana Teroris dari Kotak Amal

Sementara itu, Sosiolog Universitas Indonesia, Dr Imam Prasodjo, menilai penerapan pembangunan berkelanjutan adalah kondisi yang adil di antara dikotomi dua pihak yang mengagungkan pertumbuhan ekonomi dengan pihak yang menginginkan adanya kelestarian alam.

"Paradigma pembangunan itu tidak semata-mata hanya soal pertumbuhan, tapi juga soal kebahagiaan," katanya.

Untuk itu, menurut Imam Prasodjo, yang juga Direktur Yayasan Nurani Dunia, pemuda masa kini, lebih pro kepada pencegahan perubahan iklim, sehingga mereka perlu dirangkul dan diberdayakan agar menjadi penggerak pembangunan berkelanjutan.

"Kebangkitan ketahanan pangan, dapat dilakukan melalui pertanian rumah tangga dan pertanian komunitas. Petani yang termarjinalkan harus didampingi oleh orang kota yang terdidik, karena pertumbuhan pertanian menjadi tidak produktif jika tenaga kerjanya tidak terdidik," katanya.**

Editor: Emis Suhendi

Tags

Terkini

Terpopuler