Fahri Hamzah Sebut Amerika dalam Bahaya, Staf Ahli Menkominfo: AS Sedang Diuji Demokrasinya

7 Januari 2021, 10:53 WIB
Politisi Partai Gelora, Fahri Hamzah. /Instagram @fahrihamzah/

 

MANTRA SUKABUMI - Mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang juga merupakan Wakil Ketua Umum Partai Gelora menyebut Amerika dalam bahaya.

Hal itu setelah pendukung Presiden AS terdahulu Donald Trump dikabarkan menyerang Capitol hingga Garda Nasional dikerahkan.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Henry Subiakto mengatakan Amerika Serikat (AS) kini sedang diuji demokrasinya.

Baca Juga: Nikmati Mudahnya Belanja Online di Merchant Baru ShopeePay 

Baca Juga: Kabar Gembira, Akhirnya Penghapusan CPNS Guru Dibatalkan, PGRI: Mari Kita Kawal Pelaksanaannya

Henry juga mengatakan jika selain diuji demokrasinya, AS juga akan dilihat oleh masyarakat dunia ketegasan penegakkan hukumnya.

Henry mengatakan dunia akan melihat kualitas sistem hukum AS sekarang, apakah para anarkis dan provokator akan dihukum atau tidak.

"AS sedang diuji demokrasinya, dan ketegasan penegakkan hukumnya," tulis Henry Subiakto di akun Twitter miliknya dikutip mantrasukabumi.com pada Kamis, 7 Januari 2021.

Baca Juga: Mengejutkan, Novel Baswedan Tiba-tiba Sebut Ciri Lembaga Tidak Jalankan Mandat, Ada Apa?

Baca Juga: Kabar Bahagia, bagi Nasabah BRI Segera Cek eform.bri.co.id untuk Dapatkan BLT Rp2,4 Juta

"Apakah gerombolan yg anarkis yg ngobrak abrik Gedung Capitol itu akan dihukum? Apa provokatornya juga akan dituntut? Kita lihat kualitas sistem hukum AS sekarang," lanjutnya.

Seperti diberitakan, ratusan pendukung Donald Trump memenuhi kawasan Gedung Capitol, Amerika Serikat pada Rabu, 06 Desember 2021. 

Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk membatalkan kekalahan Trump dalam pemilihan Presiden AS, serta memaksa Kongres untuk menangguhkan pengesahan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden.

Baca Juga: Tanggapi Kericuhan di Amerika Serikat, Tsamara Amany: Presiden Buruk bagi Demokrasi

Mereka mengobrak abrik kantor dan menerobos lorong-lorong hingga memaksa pihak kepolisian melakukan evakuasi terhadap anggota parlemen.

Kepolisian Washington mengumumkan bahwa seorang wanita tewas setelah ditembak dalam kekacauan itu. Selain itu, FBI mengatakan pihaknya telah melucuti dua perangkat yang dicurigai merupakan peledak.

Demonstrasi di kawasan Capitol adalah puncak protes yang meningkat selama berbulan-bulan sejak pemilihan Presiden yang digelar pada 3 November, yang ditenggarai oleh Trump yang berulang kali membuat klaim palsu bahwa pemungutan suara itu telah dicurangi, serta mendesak para pendukungnya untuk membantunya membalikkan kekalahannya.

Baca Juga: Cukup Masukan Nomor NIK, ID DTKS atau Nomor KIS, Anda Sudah Bisa Cek BST Rp300 Ribu, Simak Caranya

Kekacauan tersebut terjadi setelah Trump yang bersikeras menolak komitmen untuk transfer kekuasaan secara damai, serta berbicara kepada ribuan pendukung di dekat Gedung Putih dan mengajak pendukungnya untuk berdemo di Capitol dan mengungkapkan kemarahan mereka pada proses pemungutan suara.***

Editor: Fauzan Evan

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler