Presiden Jokowi Sebut yang tidak Mau Divaksin Covid-19 Merugikan Diri Sendiri dan Orang Lain

16 Januari 2021, 06:24 WIB
Presiden RI Joko Widodo./Twitter/@jokowi/ /

MANTRA SUKABUMI - Setelah resmi program vaksinasi diluncurkan oleh pemerintah, dengan ditandainya orang nomor satu di negeri ini Presiden Joko Widodo bersama beberapa pejabat negara dan masyarakat di suntik vaksin pada Rabu 13 Januari 2021.

Program vaksinasi ini mengundang reaksi pro dan kontra, sehingga ada yang menyatakan bahwa menolak untuk di vaksin.

Presiden Jokowi jauh jauh hari sudah mewanti-wanti kepada seluruh masyarakat indonesia bahwa orang-orang yang tidak mau menjalani vaksinasi residen Jokowi jauh jauh hari sudah mewanti-wanti kepada seluruh masyarakat indonesia bahwa orang-orang yang tidak mau menjalani vaksinasi COVID-19 hanya akan merugikan diri sendiri dan orang lain

Baca Juga: 5 Langkah Mudah Hadirkan ShopeePay di Gerai Usaha

Baca Juga: Kabar Gembira, Presiden Jokowi Sebut Aliran Dana 20 M Dolar AS Ditargetkan Segera Masuk Indonesia

"Di sini ada yang tidak mau divaksin? Ada? Semua ingin divaksin, syukur alhamdulillah karena kalau ada yang tidak mau divaksin tidak hanya merugikan diri sendiri tapi juga merugikan orang lain," kata Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat 8 Januari 2021 dikutip mantrasukabumi.com dari laman antaranews.com Sabtu 16 Januari 2021.

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam acara Pemberian Bantuan Modal Kerja (BMK) kepada sekitar 60 orang pelaku usaha mikro dan kecil. Acara tersebut juga dihadiri Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Para pelaku usaha yang mendengar pertanyaan Presiden Jokowi tersebut pun tidak ada yang mengangkat tangan.

"Vaksinasi itu seperti imunisasi anak-anak itu, kayak begitu saja," ucap Presiden menambahkan.

Baca Juga: Raffi Ahmad Minta Maaf, Ketua Ormas Pekat IB Lisman: Tidak Menggugurkan Proses Hukum

Presiden Jokowi menjelaskan vaksinasi dapat menjadi salah satu titik untuk menjadikan kondisi Indonesia kembali normal.

"Satu titik kita akan kembali Insya Allah ke keadaan normal karena minggu depan vaksinasi akan dimulai. Saya yang nanti disuntik pertama, tes kemudian (menyusul divaksin) dokter, perawat selanjutnya masyarakat," ungkap Presiden.

Sebelumnya diberitakan Presiden Joko Widodo akan disuntik vaksin COVID-19 buatan Sinovac pada Rabu, 13 Januari 2021 bersama dengan para menteri bersama pejabat publik terkait lainnya.

"Januari akan disuntik sebanyak 5,8 juta (orang) tapi total nantinya yang disuntik 182 juta orang, dan dua kali disuntik berarti vaksinnya butuh 2 dikali 182 juta orang, hampir 400 juta dosis untuk kebutuhan vaksinnya," tutur Presiden.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tunjuk Komjen Listyo Jadi Kapolri, Muannas: Tunjukkan Sikap Kebhinekaan

Meski vaksinasi secara bertahap akan dilakukan, tapi Presiden Jokowi mengingatkan bahwa keadaan belum dapat langsung normal.

"Minggu depan mulai vaksinasi, tapi keadaan belum bisa kembali langsung normal, karena itu saya titip ke bapak dan ibu sampaikan ke tetangga, keluarga dan teman, agar tetap disiplin menjaga protokol kesehatan, pakai masker, cuci tangan habis berkegiatan, jaga jarak, harus disiplin, jangan ke tempat banyak orang berkerumun," ungkap Presiden.

Presiden Jokowi juga mengingatkan bahwa masyarakat perlu bersyukur Indonesia tidak sampai menerapkan karantina wilayah atau "lockdown".

"Alhamdulilah masih beruntung tidak sampai 'lockdown', kalau di negara lain seperti Eropa sampai ada 3 bulan 'lockdown' bahkan 3 hari yang lalu di London, Inggris 'lockdown' lagi, Bangkok juga 'lockdown', di Tokyo juga statusnya darurat, di sini walau aktivitas terbatas tapi masih berusaha meski dengan protokol kesehatan yang ketat jadi bapak ibu masih bisa berusaha," ujar Presiden menjelaskan.

Baca Juga: Sukses Bikin Penonton Baper hingga Trending di Twitter, Inilah Ending Film 'My Lecture My Husband'

Pemerintah diketahui sudah mengonfirmasi pemesanan 329,5 juta dosis vaksin COVID-19 dari berbagai produsen.

Pertama dari perusahaan farmasi Tiongkok Sinovac sebanyak 125,5 juta dosis; kedua dari pabrikan vaksin Amerika Serikat-Kanada Novavax sebesar 50 juta dosis; ketiga dari kerja sama multilateral WHO dan Aliansi Vaksin Dunia (Covax-GAVI) sebesar 50 juta dosis; keempat dari pabrikan Inggris AstraZeneca sebanyak 50 juta dosis; dan kelima perusahaan farmasi gabungan Jerman dan Amerika Serikat Pfizer BioNTech sebesar 50 juta.***

 

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler