Kabar Duka, Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar Meninggal Dunia, Prabowo Subianto Sebut Beliau Guru Saya

28 Januari 2021, 19:27 WIB
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. /Instagram.com/@prabowomenhan

MANTRA SUKABUMI – Pada hari Kamis, 28 Januari 2021, dini hari ini, Jenderal TNI (Purn.) Wismoyo Arismunandar telah berpulang selamanya di RS Pondok Indah. Wismoyo Arismunandar lahir di Bondowoso, Jawa Timur, 10 Februari 1940, dan meninggal di Jakarta pada 28 Januari 2021.

Wismoyo Arismunandar, menjadi Kepala Staf TNI AD pada 1993—1995 dan beberapa tahun sebelumnya menjadi Komandan Jenderal Komando Pasukan Sandhi Yudha menggantikan Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Yogie S. Memet dan dia digantikan Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Sintong Pandjaitan.

Sementara itu, Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, mengenang seniornya itu yang pernah menjadi Kepala Staf TNI AD tersebut dengan mengatakan, “beliau adalah salah satu guru saya di TNI.”

Baca Juga: Brand Lokal Favorit Masyarakat Kini Hadir Jadi Merchant Baru ShopeePay

Baca Juga: Tak Hanya Perberat Kinerja Ginjal dan Jantung, Ternyata Garam Himalaya Miliki 3 Bahaya ini bagi Kesehatan

"Saya mengenal Pak Wismoyo Arismunandar saat masuk Kopassandha," kata Prabowo dalam keterangan yang disampaikan Juru Bicara Kementerian Pertahanan, Dahniel Simanjuntak, di Jakarta, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari Antaranews pada Kamis, 28 Januari 2021.

"Beliau menjabat sebagai Wakil Asisten Pengaman Danjen Kopassandha berpangkat letnan kolonel, sementara saya berpangkat letnan dua," lanjutnya.

Kedua tokoh TNI AD itu sama-sama berasal korps infanteri, sama-sama dari Lembah Tidar, dan sama-sama berkarir baik di Komando Pasukan Sandhi Yudha yang kemudian beralih nama menjadi Komando Pasukan Khusus TNI AD.

Bedanya, Prabowo adalah tamatan Akademi Militer pada tahun 1974 dan Wismoyo tamatan Akademi Militer Nasional pada tahun 1963.

Kampus pendidikan TNI AD, tempat para kadet (lalu disebut taruna) itu dilatih, dibentuk, dan dididik itu memang sempat bersalin nama beberapa kali hingga akhirnya menjadi Akademi Militer sejak 1984.

Baca Juga: Kepala Balitbang Kemendikbud Totok Suprayitno: Tunjangan Profesi Diberikan Hanya pada Guru Berprestasi

Prabowo menuturkan, "Beliau adalah salah satu guru saya di TNI. Beliau banyak mengajarkan nilai-nilai penting kepada saya saat di TNI, beberapa filosofi yang selalu beliau sampaikan kepada saya dan sampai sekarang saya pakai adalah: "Disiplin adalah napasku, kesetiaan adalah jiwaku, kehormatan adalah segala-segalanya."

Selain itu, kata dia, beliau juga selalu mengingatkan tentang wejangan Jawa, ojo ngerasani wong, yang artinya jangan membicarakan kejelekan orang lain.

"Ajaran-ajaran filosofis Pak Wismoyo ini sangat berpengaruh pada saya sampai saat ini, selain itu beliau selalu memberikan teladan dalam memimpin," katanya.

Prabowo mengenang, "Pernah suatu saat, kami, pasukan beliau, hendak melakukan latihan terjun payung di Lampung. Beliau tetap mau ikut, padahal lutut beliau sedang cedera saat itu. Akhirnya disiasati agar beliau diarahkan terjun dan mendarat ke arah danau, bagi kami lebih baik beliau basah kuyup masuk danau ketimbang luka lututnya bertambah parah. Beliau selalu memberi teladan."

Ada peristiwa lain yang membuat Prabowo terkesan terhadap Wismoyo, yakni saat akan berangkat operasi pertama sebagai komandan kompi di akhir Oktober 1978. Pada pukul 20.00 WIB sebelum take off pukul 04.00 WIB dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Wismoyo memanggil Prabowo.

"Beliau menanyakan persiapan saya yang akan menjalankan operasi. Saya menjelaskan semua peralatan sudah siap, mulai dari senjata, peluru, kompas hingga obat-obatan," katanya.

"Tapi," lanjut Prabowo, "dia tetap bertanya. Apa lagi yang harus disiapkan? Dia sempat beberapa kali bertanya lagi ketika saya menjawab."

Baca Juga: Bangun Stadion Jakarta, Ferdinand: Anies Butuh Sesuatu untuk Dipamerkan

Prabowo melanjutkan, “Baru setelah saya menjawab berkali-kali dan dia bertanya lagi. Dia menjelaskan maksud pertanyaannya. Dia menjelaskan bahwa saya masih muda, bertanggung jawab atas 100 nyawa pasukan, dan akan menghadapi bahaya maut. Oleh karena itu, dia mengingatkan saya untuk dekat kepada Tuhan, Allah SWT, maka saya mengerti pertanyaannya. "

Dia melanjutkan, “Kemudian dia masuk kamar dan ketika dia keluar dia membawa paket dan memberikannya kepada saya. Dan, isi paket itu adalah sajadah. Dia meminta saya untuk meletakkan sajadah di ransel saya saat bertugas."

Pada upacara pelepasan jenazah di rumah pribadinya, kawasan Bambu Apus, Jakarta Timur, Pandjaitan turut hadir dan berdiri di barisan para senior TNI AD yang melayat, di antaranya Jenderal TNI (Hor) Purn. Agum Gumelar, Letnan Jenderal TNI (Purn.) Tarub, dan Jenderal TNI (Hor) Purn. A.M. Hendropriyono.

Adapun Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Andika Perkasa menjadi inspektur upacara pada upacara kehormatan itu sebagai pemberangkatannya secara militer ke peristirahatan abadinya.***

Editor: Robi Maulana

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler