BMKG Imbau Pengguna Transportasi: Waspada di Perjalanan, Selama Februari Cuaca Ekstrem

11 Februari 2021, 07:02 WIB
Ilustrasi cuaca ekstrem. /Pixabay/Oimheidi/

MANTRA SUKABUMI - Kepala BMKG Dwikorita Karnawati imbau pengguna transpotasi untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem selama berada di perjalanan.

Dampak buruk potensi cuaca ekstrem ini bisa terjadi mengingat di bulan Februari sebagaimana prediksi BMKG berada dalam puncak potensi bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang dan puting beliung. 

BMKG menghimbau semua pihak pengguna transportasi baik yang di darat, laut, maupun udara agar terus mengakses informasi cuaca demi keselamatan dalam layanan transpotasi.

 Baca Juga: Jajan di Kantin hingga Staycation di Hotel, ShopeePay Hadirkan Cashback 30%

Baca Juga: Usai Bertemu Abu Janda, Natalius Pigai: Produsen Kejahatan Ada dalam Lingkaran Kekuasaan

"Kami mengimbau masyarakat dan semua pihak yang terkait dengan sektor transportasi, agar selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca signifikan atau potensi cuaca ekstrem yang masih dapat terjadi di puncak musim hujan ini, demi mewujudkan keselamatan dalam layanan transportasi,"jelas Dwikorita Karnawati. 

Hal ini disampaikan Kepala BMKG saat menjadi pembicara dalam kegiatan Webinar MNC News Let's Talk dengan tema "Waspada Cuaca Ekstrem di Sektor Transportasi", Selasa 2 Februari 2021.

Dikutip mantrasukabumi.com dari laman BMKG, selanjutnya Dwikorita menjelaskan, saat ini di wilayah Indonesia mengalami beberapa fenomena cuaca yang terjadi secara bersamaan. 

Diantaranya, adanya Monsoon Asia serta Zona Pertemuan Angin dari arah Asia dan dari arah Australia yang memperlihatkan anomali yang mengarah pada penguatan curah hujan tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia.

Kemudian, Fenomena MJO yang merupakan pergerakan kumpulan awan-awan hujan dari Samudera Hindia sebelah Timur Afrika yang saat ini sedang melintasi wilayah Indonesia menuju Samudera Pasifik, juga berpengaruh dalam meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia. 

Baca Juga: Bocoran Sinopsis Ikatan Cinta Episode Hari ini, Rafael Berhasil Temukan Bukti, Posisi Elsa Makin Terancam

selanjutnya, ditambah Kombinasi antara MJO, gelombang Rossby Ekuator, gelombang Kelvin, dan gelombang Low Frequency di wilayah dan periode yang sama yakni di Laut China Selatan, Samudera Pasifik utara Papua, Samudera Hindia barat Lampung hingga selatan NTT, sebagian besar Jawa, Bali, NTT bagian barat, Laut Bali dan Laut Sumbawa. 

Kombinasi tersebut mampu meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah tersebut.

"Ditambah fenomena La Nina yang saat ini juga masih aktif dengan Indeks moderat yang mengarah ke kondisi lemah dan diprediksi menjadi normal pada bulan Mei 2021. Kami memprediksi peningkatan curah hujan bulan Januari hingga Maret 2021 dapat mencapai 40-80% dari normalnya," imbuh Dwikorita.

Peningkatan curah hujan ekstrem tersebut sangat berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor yang dapat membahayakan bagi publik, serta hujan lebat disertai kilat/petir dan gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran dan penerbangan.

"Kami mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang menyebabkan terjadinya potensi bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi," ungkap Dwikorita. 

Baca Juga: Pahami! Inilah Jenis-jenis Usaha yang Berhak Mendapat Bantuan Modal Rp3,5 Juta

Diharapkan masyarakat tetap selalu memonitor informasi cuaca dari BMKG (Cuaca publik, Cuaca penerbangan dan Cuaca Maritim) melalui kanal-kanal yang tersedia, baik melalui call centre 196, website www.bmkg.go.id, sosial media @infoBMKG di instagram dan YouTube, serta pada aplikasi Smart Phone infoBMKG. ***

Editor: Ridho Nur Hidayatulloh

Sumber: BMKG

Tags

Terkini

Terpopuler