MANTRA SUKABUMI – Dewan Pakar PKPI, Teddy Gusnaidi menanggapi sejumlah protes terhadap siaran lamaran Atta Halilintar dan Aurelie Hermansyah.
Teddy Gusnaidi menilai tidak ada masalah dalam siaran acara lamaran Atta Halilintar dan Aurel, serta mengatakan bahwa acara lamaran itu tak perlu dipermasalahkan.
Tanggapan itu disampaikan oleh Teddy Gusnaidi dalam cuitan di akun Twitter miliknya pada Rabu, 17 Maret 2021.
Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian
Baca Juga: Video Presiden Jokowi Lempar Hadiah dari Mobil Viral, Netizen: Kok Gitu Amat Ya?
“Lamaran Atta & Aurel disiarkan di TV, masalahnya dimana?” kata Teddy Gusnaidi, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari cuitan di akun Twitter @TeddyGusnaidi pada Rabu, 17 Maret 2021.
“Apakah lamaran adalah hal yang tidak dibenarkan? Tidak kan? Lalu kenapa dipermasalahkan?” tambahnya.
Lebih lanjut, Teddy Gusnaidi menyampaikan bahwa dirinya tidak menonton acara lamaran Atta Halilintar dan Aurel, sebab menurutnya acara itu tidak penting.
Akan tetapi, dirinya juga menyampaikan bahwa itu bukanlah alasan untuknya mengatur pihak stasiun televisi swasta.
“Saya tidak menonton, karena buat saya gak penting, tapi bukan berarti saya berhak mengatur pihak TV kan? Pindah channel aja #Simpel,” tukasnya.
Diketahui sebelumnya, Koalisi Nasional Reformasi Penyiaran (KNRP) menyampaikan penolakan terhadap rencana tayangan langsung acara lamaran hingga pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah yang daftarnya telah beredar bulan ini.
Baca Juga: Mengaku Anggota Polisi untuk Peras Wanita Panggilan, 3 Tersangka Diancam 9 Tahun Penjara
Diketahui dari daftar yang telah beredar, sejumlah proses mulai dari lamaran, siraman, pengajian hingga akad nikah Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah akan ditayangkan mulai 13 Maret hingga 4 April.
Selain itu, sebagian besar kegiatan tersebut juga akan tayangan langsung.
Anggota KNRP, Bayu Wardhana mengatakan jika pihaknya menyayangkan hal ini, sebab pernikahan Atta dan Aurel bukanlah pernikahan selebritas pertama yang disiarkan secara langsung di televisi nasional.
"Ini akan jadi yang sekian kali, itulah mengapa kami menyayangkan," tutur Bayu, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari Antara News pada Rabu, 17 Maret 2021.
KNRP juga berharap jika kali ini Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bisa mencegahnya sejak awal, daripada baru memberi peringatan setelah tayangan tersebut hadir.
Baca Juga: Amalan Doa Melamar Pekerjaan dari Rasulullah SAW agar Diterima Bekerja
"Asumsinya begini, kalau di YouTube (tayang) terserah (durasi), ini frekuensinya kan terbatas. Ini kan sumber daya alam milik negara yang digunakan. Boleh saja infotainment tayang, tapi proporsional," jelas Bayu.
Dirinya juga menyayangkan adanya siaran langsung dengan porsi berlebihan untuk hal-hal yang tidak berkaitan dengan kepentingan publik, namun semata-mata hanya untuk mendapatkan rating.
"Seharusnya bisa dilakukan yang lain, apalagi di situasi pandemi, mestinya untuk informasi pandemi, seperti vaksin,” ujarnya.***