MANTRA SUKABUMI - Ketua Satgas Covid-19 PB IDI, Zubairi Djoerban menanggapi maraknya tagar berbau pornografi di Twitter.
Bahkan tagar-tagar berbau pornografi tersebut kerap kali trending, sehingga menjadi sorotan dari Zubairi Djoerban.
Tanggapannya terkait tagar berbau pornografi tersebut, dipaparkan Zubairi Djoerban melalui akun Twitter pribadinya.
Baca Juga: ShopeePay Mantul Sale Ajak Masyarakat Lebih Cuan di Momen Gajian
Baca Juga: Ferdinand Serang Menko Polhukam Mahfud MD: Pantas Gagal Jadi Wapres, Apalagi Presiden
Zubairi Djorban mengaku, jika dirinya kerap melihat tagar pornografi menjadi trending, bahkan hampir setiap pagi hari.
"Hampir tiap pagi saya temukan hal berbau seks jadi trending," tulisnya dikutip mantrasukabumi.com dari unggahan @ProfesorZubairi pada 6 Juni 2021.
Dirinya menambahkan, jika tagar berbau pornografi tersebut berisikan tentang edukasi atau diskusi, ia tidak akan mempermasalahkannya.
"Sayangnya konten itu bukan tentang edukasi seks atau diskusinya," tambah Zubairi Djoerban.
Namun sayangnya, tagar-tagar itu justru berisi gambar atau unggahan-unggahan yang tidak lazim menjadi konsumsi publik.
"Tapi malah gambar dan kata-kata yang enggak jelas," cuit Zubairi Djoerban.
Lebih lanjut, ia berharap agar pihak Twitter khususnya di Indonesia bisa segera memperbaiki keluhannya itu.
"Semoga @TwitterID memikirkan hal ini," lanjutnya.
Pada akhir unggahannya, Zubairi Djoerban pun mengajak para pengguna Twitter untuk membuat platform menjadi media yang lebih bermanfaat.
Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru 7 Juni 2021, JNE Buka Loker ini Syarat PendaftarannyaBaca Juga: Lowongan Kerja Terbaru 7 Juni 2021, JNE Buka Loker ini Syarat Pendaftarannya
"Dan mari kita ramaikan Twitter dengan konten yang informatif," pungkasnya.
Seperti diketahui, perang terhadap konten-konten pornografi yang tersebar di internet tidak kunjung usai.
Meskipun Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) kerap melakukan aksi pemblokiran, namun masih ada saja pemain-pemain yang lebih cerdas.
Pada bulan lalu, pemerintah memutuskan untuk memblokir platform Tumblr, dan juga TikTok sempat bernasib serupa.
Namun untuk media-media sosial lainnya seperti Facebook, Instagram, YouTube hingga Twitter, pemerintah dirasa belum melakukan tindakan yang maksimal.***