Natalius Pigai Tuding Kekayaan Papua Dikeruk Hanya untuk Bangun Pulau Jawa: Rasis yang Nyata

16 Juni 2021, 05:11 WIB
Natalius Pigai. /Instagram/@natalius_pigai

MANTRA SUKABUMI - Mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai menuding kekayaan Papua dikeruk hanya untuk bangun Pulau Jawa.

Selain itu, Pigai juga mengatakan jika menteri tanpa Papua merupakan rasis yang nyata dan sumber rasisme muncul dari Pulau Jawa.

Berikut 6 usulan dan pernyataan Natalius Pigai terkait Papua kepada Presiden Jokowi yang ia sampaikan.

Baca Juga: Memanas, Diduga Lakukan Ancaman, Andi Arief Dilaporkan ke Polisi oleh Dedek Prayugi

Baca Juga: Sindir Wali Kota Bogor Bima Arya Soal GKI Yasmin, Guntur Romli Sebut Bupati Luwu Utara Keren

1. Dunia makin sadar jika kekayaan Papua hanya dikeruk untuk membangun Pulau Jawa.

2. Sumber Rasisme kepada Papua sumbernya muncul dari Pulau Jawa.

3. Menteri tanpa orang Papua itu rasis dan aparteit yang nyata, karena itu Presiden Jokowi harus menegur pihak yang membujuk Jokowi mengeliminir orang Papua.

4. Tokoh-tokoh dan orang-orang yang membenci Papua mengakar di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Megawati, Budi Gunawan, Kapolri, Panglima TNI mungkin tidak.

5. Kebijakan Jakarta kepada Papua mungkin dimata dunia barat sebagai wujud rasisme dan Papua sudah nyatakan lawan rasial. Apa intai Papua versus Pulau Jawa.

Karena itu Pigai mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar dibangun dialog yang bermartabat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Baca Juga: Sumbang Emas Markis Kido Tak Bisa di Makamkan di TMP Kalibata, Arbi: Apakah Juara Olimpiade Belum Cukup?

Beberapa waktu yang lalu, Pigai juga sempat menyinggung Presiden dan Wakil Presiden yang hanya dari satu Pulau.

“Presiden satu daerah, satu pulau, wakil presiden satu pulau, terus sekarang yang berasal dari luar pulau itu apa? Babu gitu? Sampai kapan mau jadi babu?” ujar Natalius Pigai dalam video yang diunggah oleh kanal YouTube Macan Idealis.

Pernyataan Pigai tersebut menuai pro dan kontra lantaran Pigai dinilai menghina suku Jawa, meskipun dirinya membantah hal itu.

Menurut Pigai, ia hanya menyampaikan kritik terhadap kegagalan sistem politik Indonesia.

“Saya kritik kegagalan sistem politik dan dampaknya, dan perubahan UU Pemilu yang Pancasila dan Bhinneka," jawabnya.

"Yang like video 590 orang. Kok saya dibilang hina Jawa? Itu kritik bukan hina, misal by design (dengan sengaja) hanya satu suku pimpin selama 74 tahun. Saya dengan tanya, apa orang luar Jawa itu babu? Mana hinanya?” pungkas Pigai.***

Editor: Andriana

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler