Keluh Kesah Pedagang Daging Sapi Usai Daging Babi Terungkap, Pembeli Sepi Omzet Turun

14 Mei 2020, 16:05 WIB
PETUGAS Satgas Ketahanan Pangan Kabupaten Bandung mengambil potongan daging sapi dari lapak pedagang untuk diuji laboratorium, yang disaksikan langsung oleh Kapolresta Bandung Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Hendra Kurniawan (ketiga dari kanan) saat melakukan Sidak di Pasar Baleendah, Kabupaten Bandung, Selasa (12/5/2020). Hal itu dilakukan sebagai upaya dalam menjaga stabilitas ketahanan pangan di tengah pandemi. /

MANTRA SUKABUMI - Pasar tradisional di Kabupaten Bandung telah di gegerkan dengan adanya oknum yang menjual daging babi yang menyerupai daging sapi.

Kini dampak dari penjualan tersebut mengakibatkan penjual daging sapi asli yang dikabarkan harus menelan krisis kepercayaan dari masyarakat terhadap dagangan mereka.

Seperti yang terjadi di Pasar Dimensi, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung.

Para pedagang mengeluhkan sepinya penjualan daging sapi semenjak adanya pengungkapan kasus oknum pedagang yang menjual daging babi dengan kedok daging  sapi.

Salah seorang pedagang daging sapi di 
Pasar Dimensi, mengatakan saat ini para pembeli menjadi ketakutan untuk membeli daging sapi dikarenakan telah terungkapnya kasus tersebut.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Mereda di Thailand dan New Zealand, Tempat Publik Dibuka Kembali

Selain melayani pembeli, dirinya terus berusaha memastikan serta meyakinkan kepada para konsumen bahwa daging yang ia jajakan bukanlah daging babi, melainkan daging sapi asli.

"Pembeli jadi banyak tanya, ini daging apa gitu. Terus omzet menurun, jadi sepi udah beberapa hari ini langsung semenjak ada kasus itu," kata Heri di Pasar Dimensi, Margaasih, Kabupaten Bandung pada Rabu, 13 Mei 2020.

Sebelum ada kasus peredaran daging babi, kata Heri, dalam satu hari dirinya bisa menjual hingga 100 kilogram daging sapi.

Tapi sayang, kini untuk menjual 50 kilogram daging saja susahnya minta ampun.

Heri bercerita bahwa omzet dagangannya sudah menurun bahkan sejak pandemi virus corona atau Covid-19 turut mewabah di wilayah Bandung Raya.

Baca Juga: Unduh GTA V di Toko PC Epic Games Store Sekarang Bisa Gratis

Kini Heri harus menelan kenyataan pahit lagi sebab omzetnya makin menurun setelah adanya kasus peredaran daging babi menyaru daging sapi.

Sementara itu pedagang daging sapi lainnya, Ucu, bercerita bahwa kini dalam satu hari penjualannya tak akan lebih dari 30 kilogram saja.

Padahal sebelumnya, dia bisa menjual hingga 50 kilogram dalam sehari.

"Sekarang mah 30 kilo juga ga habis," katanya seperti dikutip dari PRFM News.

Ucu berharap kondisi penjualan daging bisa segera normal. Dia juga memastikan bahwa daging sapi yang dijual di Pasar Dimensi, Margaasih, Kabupaten Bandung adalah daging sapi segar yang didatangkan langsung dari rumah potong hewan yang legal.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran Rakyat Bekasi.com dengan judul Omzet Turun hingga Pelanggan Hilang, Cerita Pedagang Daging Sapi Usai Kasus Daging Babi Terungkap

Sebelumnya, pada Sabtu 9 Mei 2020 Tim Satgas Pangan Kabupaten Bandung, telah menangkap empat tersangka penjual daging babi menyaru daging sapi di Kampung Lembang, Desa Koangroke, Kecamatan Banjaran.

Baca Juga: Pengunjung Pasar Palabuhanratu di Rapid Test

Dari tangan tersangka, polisi mengamankan sejumlah barang bukti berupa daging babisebanyak 600 kilogram, 2 buah freezer, 1 timbangan, 1 unit mobil, dan 1 unit motor.

Para tersangka memperoleh daging babi dari Solo, Jawa Tengah seharga Rp 45.000 per kilogram.

Daging tersebut lantas diproses agar menyerupai daging sapi menggunakan boraks. Kemudian mereka menjual daging tersebut ke beberapa pengecer seharga Rp 60.000 per kilogram.

Oleh para pengecer, daging babi tersebur dijual langsung kepada pembeli seharga Rp 85.000 sampai Rp 90.000 per kilogram.

Selama hampir setahun sudah 63 ton daging babi menyerupai daging sapi beredar bebas di masyarakat terkhusus di pasar Kabupaten Bandung.**
(Fitri Nursaniyah/ Pikiranrakyat-bekasi)

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi

Tags

Terkini

Terpopuler