Viral Tarif Tiket Masuknya Dinaikan, Begini Profil Singkat Candi Borobudur

5 Juni 2022, 18:40 WIB
Pemerintah Naikkan Harga Tiket Masuk Candi Borobudur Sebesar Rp750 Ribu Untuk Wisatawan Lokal, Begini Alasanya /pexels/Charl Durand/

MANTRA SUKABUMI -Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menaikkan harga tiket naik Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.

Lewat postingan di akun instagram pribadinya, Luhut menyebut akan menerapkan harga tiket naik sebesar Rp 750 ribu untuk wisatawan lokal, dan 100 dollar AS (sekitar Rp1,4 juta) untuk turis mancanegara yang hendak pelesir ke kawasan Candi Borobudur.

Luhut mengatakan kebijakan itu dibuat demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya Nusantara.

Selain menerapkan tarif yang lebih mahal, pengunjung Candi Borobudur juga akan dibatasi.

Baca Juga: Profile Ernest Prakasa, Komika yang Trending di Twitter Gegara Komentari Ajang Formula E

Setiap harinya pengunjung yang bisa naik ke atas Candi Borobudur dibatasi sebanyak 1.200 orang.

Berikut profil singkat Candi Borobudur dirangkum mantrasukabumi.com dari berbagai sumber.

Candi Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Candi ini terletak kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta.

Candi dengan banyak stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.

Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia, sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.

Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang di atasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha.

Borobudur memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia.

Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca Buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).

Baca Juga: Formula E Berakhir Sukses, Anies Baswedan: Kita Mampu Hadirkan Event Global dengan Kerja Cepat dan Mutu Tinggi

Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha.

Para peziarah masuk melalui sisi timur dan memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha.

Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud).

Dalam perjalanannya para peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding dan pagar langkan.

Menurut bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam.

Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa.

Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran (perbaikan kembali).

Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun waktu 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO, kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.

Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap tahun umat Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak.

Terkait kepariwisataan, Borobudur adalah objek wisata tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan.

Pada 11 Februari 2022, pemerintah meresmikan status Candi Borobudur kembali sebagai tempat peribadatan umat Buddhis di Indonesia dan dunia.***

Editor: Robi Maulana

Tags

Terkini

Terpopuler