Yang Tahu Virus Bukan Dukun, Gus Mus Sebut Saatnya Para Dokter Dakwah Ditengah Pandemi Covid-19

21 Juli 2020, 07:50 WIB
Yang Tahu Virus Bukan Dukun, Gus Mus Sebut Saatnya Para Dokter Dakwah Ditengah Pandemi Covid-19 /NU Online/.*/NU Online

MANTRA SUKABUMI - Pandemi Covid-19 menjadikan para dokter sebagai garda depan dalam menangani kasus Covid-19 yang hingga saat ini kasusnya terus bertambah.

Bahkan dalam beberapa hari ini, kasus konfirmasi positif di Indonesia melewati negara asal penyebaran Covid-19, yakni China. Kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia juga terbilang tinggi.

Hingga Senin, 20 Juli 2020 kemarin kasus konfirmasi positif Covid-19 Indonesia mencapai 88.214 kasus dan kasus kematian sebanyak 4.239 orang, tentu bukan jumlah yang sedikit.

Baca Juga: Aksi Unjuk Rasa Penuhi Jalan di Prancis dan Jerman, Kutuk Rasisme yang Dilakukan Polisi

Baca Juga: Hari Ini Kementerian Agama akan Menggelar Sidang Isbat Awal Bulan Zulhijjah 1441 H

Menanggapi hal ini Mustasyar PBNU KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) dalam acara 'Istighotsah Online Dokter NU' mengatakan, di saat pandemi virus Corona (Covid-19) sekarang ini, peran dakwah dokter NU sangat dinanti. Oleh karena itu, Nahdlatul Ulama harus bersyukur karena memiliki para dokter NU.

“Mereka secara profesional tidak hanya berkhidmah kemanusiaan kepada sesama. Para dokter NU juga dituntut untuk berdakwah. Sebab, NU itu merupakan organisasi dakwah,” kata Gus Mus seperti dikutip Mantrasukabumi.com dari Nu Online pada Selasa, 21 Juli 2020.

Gus Mus menambahkan, dakwah dokter NU memiliki peran yang sangat penting disamping sebagai garda terdepan dalam menangani kasus ini. Gus menjelaskan para dokter tidak hanya berdakwah kepada para pasien secara umum, juga mendakwahi para kiai.

Baca Juga: Saktinya Djoko Tjandra, 3 Jenderal dan 1 Lurah Jadi Korbannya, Simak Siapa Saja Mereka

Baca Juga: Raja Arab Saudi Salman Dirawat di Rumah Sakit untuk Melakukan Pemeriksaan

“Minimal ya mendakwahi orang-orang NU sendiri lah. Termasuk para kiai juga, dan kepada mereka yang merasa bahwa pandemi ini wabah abal-abal. Karena yang tahu ini abal-abal atau tidak hanyalah para dokter,” bebernya.

Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibien Leteh Rembang ini juga menegaskan teekait banyaknya korban meninggal akibat pandemi Covid-19, jika hal itu dihubungkan dengan takdir maka terlihat kuno. Sebab, warga Nahdliyin sudah memahaminya dengan baik.

“Kalau ngomong masalah takdir, masak orang NU ngomong takdir, itu kuno sekali. Takdir kita sudah tahu. Tapi, hifdzun nafs (menjaga nyawa) kita orang NU juga tahu. Wajibnya ikhtiar juga tahu. Yang mereka tidak tahu adalah tentang kesehatan, yang tahu ya ahlinya,” sambungnya.

Baca Juga: Fakta atau Hoaks: Beredar Foto Sejumlah Warga Negara Tiongkok Gunakan Seragam Brimob

Baca Juga: Setelah Turki Ubah Meseum Jadi Masjid, Israel Kini Ubah Masjid Jadi Bar dan Aula Pesta

Oleh karena itu, dalam penutup ceramahnya Gus Mus menjelaskan jika berbicara tentang kesehatan maka para dokter merupakan tempat yang paling tepat. Bukan dukun, bukan ustadz, juga bukan pikiran diri sendiri. Gus Mus berharap, para dokter NU tidak hanya berada di garis terdepan dalam menangani virus Covid-19.

“Mudah-mudahan kita semua juga ikut membantu. Yang tidak bisa apa-apa ya berdoa, yang bisa melakukan apa-apa masa tidak melakukan apa-apa,” pungkasnya.**

Editor: Encep Faiz

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id

Tags

Terkini

Terpopuler