Siap-Siap, Sri Mulyani Prediksi Indonesia akan Alami Resesi pada Akhir September 2020

22 September 2020, 18:51 WIB
Sri Mulyani Indrawati / Pikiran Rakyat /

MANTRA SUKABUMI - Ekonomi Indonesia diprediksi akan mengalami resesi pada akhir September 2020.

Resesi adalah kondisi dimana pertumbuhan ekonomi minus dua kuartal secara berturut-turut.

Menyusul revisi proyeksi perekonomian nasional, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, memprediksi ekonomi Indonesia akan masuk jurang resesi pada kuartal III 2020.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Baca Juga: Pilih Transaksi Digital Selama Masa PSBB, Simak Cara Top Up ShopeePay

Sri Mulyani mengatakan, pihaknya melakukan update proyeksi perekonomian Indonesia untuk tahun 2020 secara keseluruhan menjadi minus 1.7% hingga minus 0.6%.

"Forecast terbaru kita pada September untuk 2020 adalah minus 1.7% sampai minus 0.6%. Ini artinya, negatif territory kemungkinan terjadi pada kuartal 3," kata Sri Mulyani dalam video conference APBN KiTa, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari laman RRI, pada Selasa 22 September 2020.

Sebelumnya, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 mencapai minus 5.32%. Resesi akan terjadi jika pertumbuhan ekonomi nasional kembali negatif di kuartal berikutnya. 

Baca Juga: Tak Kunjung Surut, Kembali Kasus Narkoba Timpa Anggota DPRD Palembang  

Baca Juga: Wow Tanaman Hias Janda Bolong Capai Harga 250 Juta, Ternyata ini Keistimewaannya

"Dan mungkin juga masih berlangsung untuk kuartal 4 yang kita upayakan bisa mendekati 0 atau positif," tambahnya.

Meski secara tahunan, ekonomi nasional berada di zona negatif, Bendahara Negara ini mengaku, angka proyeksi Kementerian Keuangan tidak sedalam proyeksi beberapa lembaga keuangan internasional.

Seperti World Bank (Bank Dunia) berada di level 0%, IMF di level minus 0.3%, OECD di level minus 3.3%, ADB di level minus 1%, dan Bloomber di level minus 1%.

Baca Juga: Kumpulan Doa Pendek Sehari-hari Lengkap dengan Artinya, Salahsatunya Doa Ketika Turun Hujan

Baca Juga: Segera Diselesaikan, Pelabuhan Patimban Bisa Dukung Industri Otomotif dan Pariwisata Jawa Barat

"Tahun depan, kita gunakan sesuai RUU APBN 2021 yakni 4.5-5.5% dengan forecast titik di 5.0%. Bagi institusi lain, rata- rata berkisar antara 5-6%. OECD tahun depan prediksi 5-3, ADB sama 5-3, bloomberg median view 5-4, IMF 6-1, WB 4-8," pungkasnya.**

Editor: Emis Suhendi

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler