Kasus Kehamilan Meningkat Selama Covid-19, Bolehkah Pasien Positif Konsumsi Pil KB?

30 September 2020, 09:35 WIB
Ilustrasi pil KB. /Pixabay/Anga/

MANTRA SUKABUMI - Kasus Kehamilan dimasa pandemi Covid-19 saat ini mengalami peningkatan, penyebabnya karena pemberlakuan WFH (Work From Home) dan kurangnya ketersediaan alat kontrasepsi yang memadai.

Hal ini dibenarkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Berdasarkan data, ada lebih dari sekitar 400.000 kehamilan yang tidak direncanakan.

Sementara itu, pasien yang terbukti positif COVID-19 harus mengonsumsi obat-obatan tertentu, lalu apakah dalam kondisi tersebut pasien juga boleh minum pil hormonal demi mencegah kehamilan?.

Baca Juga: Merchant Baru ShopeePay Minggu ini Penuh dengan Fesyen dan Makanan Lezat

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Putri Deva Karimah dari RS Pondok Indah mengatakan boleh atau tidaknya menggunakan KB hormonal pada pasien COVID-19 masih sedang dilakukan penelitian lebih lanjut.

Beberapa penelitian saat ini mengatakan bahwa COVID-19 salah satunya mengganggu masalah pembekuan darah yang berat, sedangkan KB hormonal itu sendiri (khususnya estrogen) memiliki sedikit pengaruh pada masalah pembekuan darah pada pasien Non-COVID-19," kata Putri dalam surel seperti dikutip mantrasukabumi.com dari ANTARA pada Rabu, 30 September 2020.

Dokter akan selalu menanyakan apakah pasien memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes, atau masalah gangguan darah, sebelum menyarankan untuk menggunakan KB hormonal.

Baca Juga: Terkait Ancaman Mega Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa, Berikut Tanggapan dari Lembaga Terkait

Hingga sat ini, Putri mengatakan belum ada penelitian yang menyatakan pasien COVID-19 dilarang menggunakan KH hormonal, kecuali pada pasien COVID-19 dengan gejala atau memiliki penyakit penyerta.

"Diperlukan pengawasan lanjutan dan penggantian metode atau penghentian penggunaan KB hormonal sebagai pertimbangan." Kata Putri.

Suntik KB dan pil KB adalah metode kontrasepsi yang memiliki efek hormonal, membantu mengatur siklus hormon dalam tubuh dalam melangsungkan program Keluarga Berencana.

Baca Juga: Tak Banyak Orang Tahu Buah Murbei, Ternyata Buah Murbei Sangat Bermanfaat Bagi Kesehatan

Kandungan hormon dalam metode suntik dan pil dapat mengatur siklus haid yang tidak teratur menjadi teratur. Selain itu juga dapat menunda kesuburan, sehingga tidak terjadi kehamilan

Lalu, apakah metode suntik dan pil dapat mempengaruhi imunitas yang saat ini penting dijaga demi terhindari risiko paparan virus corona?

"KB suntik dan pil KB aman untuk digunakan, selama dalam pengawasan dan pasien berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan," jelas Putri.

Beberapa risiko efek samping dari metode kontrasepsi yang punya efek hormonal diantaranya adalah gangguan pada daerah lambung yang menciptakan rasa mual, sakit kepala, keluar darah atau flek setelah masa haid, berat badan bertambah, nyeri dada atau payudara.

Baca Juga: Segera Cek Anda Terdaftar atau Tidak Sebagai Penerima BLT Rp 1 Juta, Berikut Syaratnya

Selain itu, alat kontrasepsi yang mengandung estrogen memiliki pengaruh pada masalah pembuluh darah dan pembekuan darah.

"Sehingga alat kontrasepsi ini tidak direkomendasikan bagi pasien yang memiliki masalah hipertensi, diabetes, jantung, dan masalah pembekuan darah," pungkas Putri.

Selama masa pandemi, dia menyarankan agar setiap pasangan untuk memilih metode kontrasepsi jangka panjang sehingga tidak perlu bolak-balik ke rumah sakit.

Konsultasikan kondisi kepada dokter melalui layanan jarak jauh untuk mengetahui apakah ada keharusan untuk segera memasang, melepas atau mengganti alat kontrasepsi.**

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler