Gatot Nurmantyo Angkat Bicara Terkait Pelengseran Jokowi: Saya Sudah Rakyat Biasa, Pensiunan Tentara

18 Oktober 2020, 06:20 WIB
Gatot Nurmantyo bersama Refly Harun. //Tangkapan Layar Youtube//Refly Harun

MANTRA SUKABUMI - Presidium KAMI Gatot Nurmantyo akhirnya angkat bicara terkait isu pelengseran Presiden Jokowi yang akhir-akhir ini merebak.

Hal itu disampaikan Gatot Nurmantyo dalam tayangan Youtube Refly Harun, khusunya saat dirinya ditanya isu pelengseran Presiden Jokowi.

Mulanya Refly Harun mengatakan bahwa ada tokoh besar yang dikenal Gatot Nurmantyo sebagai orang yang ingin melengserkan Jokowi dari kursi pemerintahan.

Baca Juga: Tak Terima Diejek Sekolah Dimana, Ferdinand Hutahaean Tantang Rektor Ibnu Chaldun Debat Terbuka

Baca Juga: Kemnaker Tiba-tiba Minta Pekerja Kembalikan Dana BLT BPJS Ketenagakerjaan yang Sudah Cair, Ada Apa?

“Ada juga yang mencurigai bahkan pernah disampaikan ini mohon maaf rekan saya Boni Hargens, ada kelompok-kelompok yang ingin menjatuhkan pemerintahan Jokowi. Salah satu yang dituding waktu itu nama pak Gatot belum ada, tapi nama rekan mas Gatot, Din Syamsuddin, mulai disebut-sebut,” ujar Refly Harun seperti dikutip mantrasukabumi.com dari kanal YouTube Refly Harun pada Minggu, 18 Oktober 2020.

Menjawab hal itu, Gatot Nurmantyo menegaskan jika dirinya dan Din Syamsuddin tidak memiliki apa-apa untuk melengserkan Jokowi dari kedudukannya saat ini.

“Sebenarnya kalau kita ingin melihat saya, Prof. Din Syamsuddin punya apa? Saya sudah rakyat biasa, pensiunan tentara kemudian Prof. Din juga bukan ketua PP Muhammadiyah terus tidak punya anak buah, bagaimana caranya menggulingkan pemerintahan?,” ujar Gatot Nurmantyo.

Gatot juga mempertanyakan apakah dirinya ada indikasi untuk melakukan pelengseran atau menggulingkan Presiden Jokowi.

Baca Juga: Ferdinand Sebut Anies Baswedan Bodoh, Rektor Ibnu Chaldun: Anda Siapa dan Sekolah Dimana?

“Nah kemudian apakah saya ada indikasi untuk itu? Inikan permasalahannya adalah sejak KAMI deklarasi di Tugu Proklamasi tiba-tiba ada banner yang mengatakan turunkan Jokowi terus di depannya ada demo jadi seolah-olah dicap. Yang masang siapa saya tidak tahu,” lanjutnya.

Dari situlah kemudian lanjut Gatot dalam setiap acara KAMI selalu ada kegaduhan dan tudingan yang macam-macam.

"Setiap ada acara KAMI selalu ada keramaian, seolah-olah KAMI itu sesuatu yang berbahaya. Berbanding terbalik dengan tujuan KAMI lakukan, jadi ini sesuatu yang membuat saya ketawa saja," bebernya.

Gatot juga menegaskan klaim bahwa KAMI ikut terlibat dalam demo penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja yang berujung ricuh dengan mengingatkan bahwa anggotanya jutaan di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Siap-siap, Ini Jadwal Transfer BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 ke Rekening BCA dan Himbara

“Kalau semua dikaitkan dengan KAMI, ya enggak bisa begitu jugam KAMI ini anggotanya jutaan, nanti kalau ada yang maling dibilang KAMI, rampok dibilang KAMI, enggak fair itu namanya,” ujarnya dalam tayangan di akun Youtube Refli Harun seperti dilihat mantrasukabumi.com pada Minggu, 18 Oktober 2020.

Gatot juga meminta kepolisian bersikap profesional dalam menangani sebuah kasus.

“Saya mengimbau agar Kepolisian Republik Indonesia bertindak profesional karena masyarakat sudah cerdas. Masyarakat melaksanakan pengawasan terhadap kinerja kepolisian,” lanjutnya.

Selain itu, mantan Panglima TNI ini juga menyesalkan penangkapan dan menilai jika hal itu terkesan dipaksakan.

“Saya menyesalkan penangkapan pengurus KAMI yang terkesan sangat dipaksakan,” pungkasnya.**

Editor: Andriana

Tags

Terkini

Terpopuler