Baca Juga: Mengejutkan, Masih dalam Masa Isolasi Mandiri Gubernur DKI Anies Baswedan Dapat Jabatan Membanggakan
Habib Jindan menjelaskan bahwa provokasi bukan bagian dari dakwah dan nahi munkar. Provokasi adalah kemungkaran yang harus dihindari.
Ia mengajak umat Islam untuk menegakkan dakwah Rasulullah yang santun. “Kita dididik Rasul untuk menjalankan amar ma’ruf bil ma’ruf serta nahi munkar bil ma’ruf dan untuk menjalankan ajaran-ajaran Islam dengan semaksimal mungkin,” jelasnya.
Habib Jindan mengutip hadits berbunyi ‘Yaqūlul haqq wa law kāna murran’ bahwa berucap yang benar walaupun pahit.
Namun, ia menegaskan bahwa provokasi dan cacian bukanlah haq, tetapi batil. “Provokasi, adu domba, dan ujaran kebencian itu adalah kebatilan. Sementara Rasulullah selalu berucap kebenaran bukan batil,” ungkapnya.
Baca Juga: Mati-matian Bela Habib Rizieq, Pengamat: Gatot Nurmantyo Perlu Dukungan untuk Pilpres 2024
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa orang-orang yang mengedepankan prinsip tawassuth atau moderat hampir tidak memiliki teman. Sebab, akan dimusuhi oleh berbagai pihak.
Ia mengatakan bahwa orang-orang yang mencari Allah tidak akan mempedulikan cacian, dimaki, dan diskriminasi. “Maka jadikan segala sesuatu yang kita lakukan di jalan Allah, bukan di jalan setan,” lanjutnya.
Untuk diketahui, Multaqa Ulama Jakarta dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Acara bertajuk ‘Peran Ulama dalam Menciptakan Ketertiban Umum di Masa Pandemi’ ini juga dilangsungkan secara virtual melalui aplikasi zoom.
Pada kesempatan itu, tampak hadir pengurus harian PWNU dan PCNU se-DKI Jakarta, Katib Syuriyah PBNU KH Zulfa Musthofa, Ketua Umum ISNU Ali Masykur Musa, Kapolda Metro Jaya Fadil Imran, dan utusan Pangdam Jaya.**