Habib Suka Caci Maki, Melawan Pemerintah, Kyai Athoillah: Anggap Saja seperti Alquran Rusak

- 6 Desember 2020, 15:58 WIB
Tangkapan layar ceramah Habib Rizieq
Tangkapan layar ceramah Habib Rizieq /

MANTRA SUKABUMI - Masyarakat sering melihat sosok Habib atau tokoh agama berceramah dengan nada provokatif.

Bahkah bukan hanya sampai disitu, kadang juga mencaci-maki pemerintah dan bahkan ingin menggulingkan.

Karena hal itu Ponpes Lirboyo, sebagai salahsatu pondok pesantren tertua di Kediri Indonesia merasa peduli terhadap fenomena yang terjadi.

Baca Juga: Rayakan Hari Kopi Favorit di Kemeriahan 12.12 ShopeePay

Baca Juga: Kebangetan, Jusuf Kalla Disebut Numpang Hidup dan Makan di Negara Ini, Ada Apa Sih ?

Dalam rangka menyikapi para Habaib atau tokoh masyarakat seperti itu Pengasuh Ponpes Lirboyo, Kediri KH. Athoillah Sholahuddin Anwar mengatakan anggaplah beliau-beliau itu seperti istri kita yang sedang haid, atau seperti Alquran yang rusak.

Hal itu disampaikan KH. Athoillah Sholahuddin Anwar atau yang kerap dipanggil Kyai Athoillah pada kanal Youtube KBN Nusantara yang diunggah pada 17 November 2020.

"Beberapa kyai sepuh menyampaikan bahwa mereka para Habaib yang seperti itu bagaikan istri kita yang sedang haid, tetep kita cintai namun jangan digauli", kata Kyai Atoillah, seperti dilihat mantrasukabumi.com dari kanal Youtube KBN Nusantara pada Minggu, 6 Desember 2020.

"ataupun ada yang mengatakan bahwa beliau beliau ini seperti Alquran yang rusak, tidak bisa kita manfaatkan tapi tidak boleh kita injak tetep kita mulyakan, karena bagaimanapun itu tetap mushaf Alquran", kata kyai Athoillah melanjutkan.

Baca Juga: Respect, Ponpes Lirboyo Keluarkan Fatwa untuk Hindari Ceramah yang Berisi Ujaran Kebencian dan SARA

Selanjutnya Pengasuh Ponpes Lirboyo itu menegaskan bahwa ketika menemukan para Habaib yang ceramahnya provokatif, mencaci maki, melawan pemerintah, tetap kita harus mulyakan, karena bagaimanapun mreka itu adalah keturunan Rasulullah.

"oleh karenanya beliau beliau ini tetap kita mulyakan, karena bagaimana pun beliau beliau ini adalah cucu Rasulullah atau dzurriyyah atau keturunan Rasulullah", pungkas kyai pengasuh Ponpes Lirboyo, Kediri.

Maka dari itu keluarlah fatwa sebagai dasar untum menghindari sosok Habib yang kerap melawan Pemerintah.

Dilansir mantrasukabumi.com dari fb Dakwah Nusantara, berikut Fatwa Pondok Pesantren Lirboyo mengenai ceramah Habib atau Tokoh yang provokatif.

Pertama, mengharapkan kepada santri dan alumni Pondok Pesantren Lirboyo dan masyarakat umum untuk berhati-hati dalam menerima ceramah atau pun dakwah dari beberapa tokoh masyarakat yang akhir-akhir ini cenderung provokatif.

Baca Juga: Mengejutkan, Dewi Tanjung Minta Jusuf Kalla Tobat: Kekayaan Anda Dapat Numpang Hidup di Indonesia

Kedua, terkait dengan para tokoh masyarakat terutama para habaib, kita tetap menghormati, memuliakan beliau-beliau. Namun untuk mengikuti kepada beliau kita punya pegangan syari’at. Apabila tidak sesuai syari’at maka tidak perlu mengikuti.

Fatwa itu disampaikan oleh KH. Athoillah Sholahuddin Anwar, Pengasuh Ponpes Lirboyo Kediri.

Sebelumnya, Pimpinan Yayasan Al-Fachriyah Tangerang Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan menegaskan bahwa provokasi, adu domba, menebarkan permusuhan, dan mengumbar kedengkian bukanlah ajaran Nabi Muhammad.

Hal itu disampaikannya dalam agenda Multaqa Ulama Jakarta yang diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, di Yayasan Arrahmah Center, Jakarta Timur, Kamis, 26 November 2020 pagi, seperti dilansir mantrasukabumi.com dari NU pada, 6 Desember 2020.

Baca Juga: Mengejutkan, Masih dalam Masa Isolasi Mandiri Gubernur DKI Anies Baswedan Dapat Jabatan Membanggakan

Habib Jindan menjelaskan bahwa provokasi bukan bagian dari dakwah dan nahi munkar. Provokasi adalah kemungkaran yang harus dihindari.

Ia mengajak umat Islam untuk menegakkan dakwah Rasulullah yang santun. “Kita dididik Rasul untuk menjalankan amar ma’ruf bil ma’ruf serta nahi munkar bil ma’ruf dan untuk menjalankan ajaran-ajaran Islam dengan semaksimal mungkin,” jelasnya.

Habib Jindan mengutip hadits berbunyi ‘Yaqūlul haqq wa law kāna murran’ bahwa berucap yang benar walaupun pahit.

Namun, ia menegaskan bahwa provokasi dan cacian bukanlah haq, tetapi batil. “Provokasi, adu domba, dan ujaran kebencian itu adalah kebatilan. Sementara Rasulullah selalu berucap kebenaran bukan batil,” ungkapnya.

Baca Juga: Mati-matian Bela Habib Rizieq, Pengamat: Gatot Nurmantyo Perlu Dukungan untuk Pilpres 2024

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa orang-orang yang mengedepankan prinsip tawassuth atau moderat hampir tidak memiliki teman. Sebab, akan dimusuhi oleh berbagai pihak.

Ia mengatakan bahwa orang-orang yang mencari Allah tidak akan mempedulikan cacian, dimaki, dan diskriminasi. “Maka jadikan segala sesuatu yang kita lakukan di jalan Allah, bukan di jalan setan,” lanjutnya.

Untuk diketahui, Multaqa Ulama Jakarta dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Acara bertajuk ‘Peran Ulama dalam Menciptakan Ketertiban Umum di Masa Pandemi’ ini juga dilangsungkan secara virtual melalui aplikasi zoom.

Pada kesempatan itu, tampak hadir pengurus harian PWNU dan  PCNU se-DKI Jakarta, Katib Syuriyah PBNU KH Zulfa Musthofa, Ketua Umum ISNU Ali Masykur Musa, Kapolda Metro Jaya Fadil Imran, dan utusan Pangdam Jaya.**

Editor: Robi Maulana

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah