Putri Gus Mus Blak-blakan Tak Terima Nama Ayahnya Dicatut Pendukung Jokowi, Ienas: Kami Dibuat Repot

- 14 Desember 2020, 07:41 WIB
Tangkap layar/ienas tsuroiya
Tangkap layar/ienas tsuroiya /Twitter/@tsuroiya

 

MANTRA SUKABUMI - Putri Gus Mus, Ienas Tsuroiya tak terima nama ayahnya dicatut oleh para pendukung fanatik Jokowi.

Dirinya menyebut buzzer ataupun bukan, jika ingin berkampanye melawan FPI, lakukanlah dengan cara yang baik.

Ienas melarang mencatut nama Abahnya KH. Mustofa Bisri (Gus Mus). Hal itu diungkapkan dirinya melalui akun twitter miliknya 13 Desember 2020 kemarin.

Baca Juga: Gajian Sudah Tiba? Promo Bombastis Menanti di Shopee Gajian Sale!

Baca Juga: Innaa Lillaahi, Pesantren Lirboyo Berduka, Murid Kyai Mahrus Aly Wafat

"Dear para pendukung fanatik Pak Jokowi, buzzer atau bukan. Kalau kalian ingin berkampanye melawan FPI, lakukanlah dengan cara yg baik. Jangan mencatut nama Abah saya, KH. Mustofa Bisri (Gus Mus)", cuit putri Gus Mus seperti dikutip mantrasukabumi.com dari akun twitter @tsuroiya pada Senin, 14 Desember 2020.

Ienas menjelaskan bahwa sebelumnya hal ini pernah terjadi, dan keluarga Gus Mus dibuat repot atas prilaku itu

"Setidaknya sudah tiga tahunan ini kami dibuat repot gara2 ulah kalian. Stop it!", tegas Ienas.

"Saya sebut saja salah satu akun buzzer itu: Kata Kita. Di tahun 2018, akun ini memposting tulisan orang lain tapi namanya diganti nama Abah. Pasang foto beliau pula. Saya lgsg komplain saat itu juga. Sempat ngeles, tapi ketika banyak yg mendukung saya, postingan hilang", cuit Ienas.

Baca Juga: Lihat Perilakunya, Inilah 6 Ciri-ciri Anak Miliki Kecerdasan yang Luar Biasa Sejak Kecil

Baca Juga: Waspada! BMKG Sebut Wilayah Perairan Indonesia ini Berpotensi Alami Gelombang Tinggi hingga 4 Meter

"Tapi belakangan ini, tulisan itu beredar lagi, masih dengan nama dan foto Abah. Diklarifikasi satu, muncul lagi dan lagi. Karena penasaran, saya google lah judul tulisan itu. Ternyata yg muncul adalah postingan KataKita! Ketika saya SS malam ini, sudah dibagikan lebih dr 2500x", tulis Ienas.

Ienas juga memaparkan kasus pencatutan lain yang dilakukan oleh nama Iyyas Subiakto, yang memposting surat terbuka pada turunan Arab.

"Kasus lain: ada tulisan salah satu pendukung Pak Jokowi, namanya Iyyas Subiakto, surat terbuka kepada keturunan Arab. Diposting di facebook. Tapi kemudian ada OKNUM yang menambahkan nama Abah di atasnya. Langsung viral. Dan kami pun kerepotan membantahnya", cuit Ienas.

"Kasus yang menyangkut "surat terbuka" ini, sampai sekarang belum ketahuan siapa oknum yang menambahi kalimat berisi fitnah itu. Masih sering beredar di WAG", tulis Ienas menambahkan.

Berdasarkan pengalamannya, jika sudah masuk aplikasi Whatsapp, akan sangat sulit dihentikan penyebarannya.

Putri Gus Mus juga melanjutkan beberapa sasus lain yang mencatut nama ayahnya.

"Tulisan berjudul, "Ketika Agama Kehilangan Tuhan" bahkan pernah dimuat di Republika online. Tapi mereka secara sportif minta maaf", tulis Ienas.

Namun dirinya menyayangkan yang dilakukan oleh KataKita yang hingga saat ini belum pernah meminta maaf.

"Tapi KataKita? Sampai sekarang ngga pernah minta maaf, malah postingannya tetap ada. Jahat banget deh", tulis Tsuroiya.

Baca Juga: Cek Fakta: Mengejutkan, Prabowo Akhirnya Mengundurkan Diri dari Jabatannya

Baca Juga: Innaa Lillaahi, Pesantren Lirboyo Berduka, Murid Kyai Mahrus Aly Wafat

Tsuraiya juga menyebut dirinya menerima pesan yang menanyakan video rekaman demo FPI yang memuat audio ayahnya yang sedang membacakan puisi berjudul "Allahu Akbar".

"Sejak pagi tadi, saya menerima bbrp pesan menanyakan video rekaman demo FPI yang memuat audio Abah membacakan puisi beliau berjudul, "Allahu Akbar", tulis Tsuraiya.

"Ternyata KataKita termasuk yang mempostingnya. Tapi syukurlah, barusan saya cek sudah ngga ada. Semoga ngga diposting ulang", cuit Tsuraiya menambahkan.

Tsuraiya juga menjelaskan bahwa puisi itu ditulis ayahnya pada tahun 2005 lalu, sifatnya universal tidak untuk menyerang kelompok tertentu.

"Puisi Abah yang ditulis tahun 2005 lalu itu sifatnya universal, tidak menyerang satu kelompok tertentu. Seperti banyak puisi Abah yang lain, intinya mengajak introspeksi. Dakwah secara halus", tulis Tsuraiya menjelaskan.

"Kalau menggabungkan suara beliau dengan video demo FPI, itu namanya mengadu-domba", tulis Ienas.

Ienas menegaskan bahwa klarifikasinya tersebut bukan berarti dirinya mendukung FPI, dirinya menyebut bahwa ia ikut resah dengan kejadian saat ini nahi munkar yang sering diwarnai kekerasan.

"Apakah dengan menulis klarifikasi seperti ini, saya mendukung FPI? Oh, tentu tidak. Saya termasuk warga negara yang ikut resah menyaksikan sepak-terjang mereka selama ini, yang sering diwarnai kekerasan, meski dengan alasan "nahi mungkar". Googling saja, banyak korbannya", tegas Ienas.

"Menurut keyakinan saya, nahi mungkar (memerangi kemaksiatan) itu harus dilakukan secara makruf, alias dengan cara yang baik, berlandaskan kasih sayang. Bukan berdasar benci, apalagi dgn kekerasan", cuit Ienas.

Baca Juga: Innaa Lillaahi, Lembaga Dakwah PBNU Sampaikan Berita Duka yang Amat Mendalam

"Dan saya punya pengalaman berhadapan langsung dengan kelompok FPI yg galak2 ini. Tahun 2012, saya ikut hadir dalam bedah buku yg menghadirkan Irshad Manji di Salihara. Diskusi baru saja dimulai, ketika kemudian datang sekelompok massa bersorban putih, meneriakkan takbir sambil berusaha menjebol pagar depan Salihara. Situasi sungguh mencekam", cuit Ienas menjelaskan kejadian yang pernah ia alami.

"Saya yg penakut, tak punya nyali cukup kuat untuk bertahan dlm situasi spt itu. Atas ijin suami, saya kabur duluan lewat pintu belakang, nyegat angkot menuju Fatmawati. Kebetulan malam itu ada janjian juga dgn teman2 saya. Bersyukur malam itu suami pulang ke rumah dgn selamat", cuit Istri Ulil.

"Yang mau tahu kronologis peristiwa itu, bisa googling saja. Pasti ketemu", tulis Putri Gus Mus.

"Yang jelas, meski kejadiannya sudah beberapa tahun lalu, tapi trauma itu masih ada. Sampe sekarang saya ketakutan jika bertemu orang2 berseragam FPI. Wajah-wajah garang itu sangat membekas di benak saya", tulisnya.

"Jadi, buat pendukung FPI yang mem-follow saya karena twit di awal utas ini, monggo kalau mau unfollow lagi. Ndak masalah. Daripada kecewa, ya kan?", cuitnya.**

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah