MANTRA SUKABUMI - Dalam kesempatan wawancara bersama Karni Ilyas, Natalius Pigai mengatakan bahwa dirinya akan membeli vaksin secara mandiri.
Dalam wawancara tersebut Natalius Pigai secara terang-terangan menolak vaksin yang diberikan pemerintah saat ini.
Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai lebih memilih membeli sendiri dari luar negeri meskipun harus merogoh uang Rp10jt-20jt.
Baca Juga: 5 Langkah Mudah Hadirkan ShopeePay di Gerai Usaha
Baca Juga: Bocoran Sinopsis Ikatan Cinta Episode Hari Ini Selasa, 19 Januari 2021, Andin Memilih Tinggalkan Al
Mantan politisi Partai Demokrat merasa kesihan atas sikap Mantan Komisioner Komnas HAM itu.
Hal itu diungkapkan Ferdinan melalui akun twitter pribadinya pada 19Januari 2021.
"Kasihan juga saya melihat bung Pigai ini", cuit Ferdinand seperti dikutip mantrasukabumi.com dari akun twitter @FerdinandHaean3 pada Selasa, 19 Januari 2021.
Menurut Ferdinand, argumen Pigai hanya alasan pribadi yang mungkin bisa menyinggung perasaan rakyat yang menerima bantuan.
Baca Juga: BLT UMKM Rp2,4 Juta Kembali Bank BRI Cairkan, Ini Alur Proses Pencairannya
Kasihan jg sy melihat bung Pigai ini. Argumen pribadi sekali dan mgkn menyinggung perasaan rakyat yg hidup menerima bantuan pemerintah dan berterimakasih dapat vaksin gratis dr pemerintah.
Sementara Pigai mau beli 10-20 jt dr luar dgn alasan tak jelas.
https://t.co/M7mv1kbKn1— Ferdinand Hutahaean (@FerdinandHaean3) January 19, 2021
Baca Juga: Tiba-tiba Anak SBY Temui Komjen Pol Listyo Sigit, AHY: Saya Berharap pada Polri
Pasalnya disaat rakyat menerima bantuan secara gratis dan berterimakasih atas vaksin gratis yang diberikan pemerintah, Pigai malah akan beli sendiri dengan harga puluhan juta.
"Argumen pribadi sekali dan mungkin menyinggung perasaan rakyat yang hidup menerima bantuan pemerintah dan berterimakasih dapat vaksin gratis dari pemerintah," tulis Ferdinand.
Kemudian Ferdinand menyinggung Natalius Pigai dengan menyebut dia akan membeli dari luar dengan alasan yang tak jelas.
"Sementara Pigai mau beli 10-20 jt dr luar dgn alasan tak jelas," pungkasnya.***