“Jadi tolong bapak polisi, bapak pemerintah, jangan terlalu ikut arus menjelek-jelekan islam, sebelum saya marah, sebab ada saatnya saya tidak akan diam seperti sekarang, menurutmu untung apa saya disini ini?” kata Cak Nun.
Selanjutnya, Cak Nun menyampaikan bahwa bila bukan karena rasa syukur dan cintanya bertemu dengan masyarakat.
Ia mengatakan dirinya mampu menjatuhkan Soeharto dan bisa menjatuhkan siapa saja di Jakarta kalau Dia mau.
Namun, Cak Nun mengatakan buat apa dirinya melakukan semua itu karena dirinya sudah bertemu dengan rakyat yang penuh dengan rasa syukur dan perdamaian.
“Bila bukan karena aku bersyukur dan cinta padamu, saya menjatuhkan Suharto dan bisa menjatuhkan siapa saja di Jakarta kalau saya mau, tapi saya tidak melakukan semuanya karena saya bertemu dengan rakyat yang penuh rasa syukur, penuh perdamaian, penuh kerukunan setiap hari,” ujarnya.
Selanjutnya Cak Nun menegaskan kembali kepada Pemerintah dan pihak kepolisian untuk tidak mencurigai bahwa Islam itu radikal.
Malah kata Cak Nun yang radikal itu pemerintah, pasalnya Pemerintah selalu memaksakan pendapatnya secara terus-menerus.