Network
MANTRA SUKABUMI - Mantan politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean ikut menanggapi kegiatan Ketua DPR RI Puan Maharani yang turun ke lapangan.
Menurut Ferdinand, aktifnya Puan Maharani dalam berpendapat maupun ke lapangan sebagai bukti Ketua Umum PDIP Megawati memberikan kesempatan kepada siapapun sebagai capres.
Dirinya juga menilai aksi yang dilakukan anak Megawati tersebut sebagai upaya menaikan elektabilitas politik dari Puan Maharani sendiri.
Baca Juga: Memanas, Jawab Ucapan JK, Rizal Ramli: Yang Dipecat Gus Dur Itu Jusuf Kalla Karena Main Impor Beras
Baca Juga: Arab Saudi Sebut Batasi Haji 2021, Teddy Gusnaidi: yang Salahkan Pemerintah Mana Suaranya?
"Aktifnya Puan Maharani belakangan, baik dlm berpendapat maupun turun kelapangan, sy lihat adalah sebuah upaya utk menaikkan elektabilitas politik," tulis Ferdinand seperti dikutip mantrasukabumi.com dari akun Twitter miliknya pada Sabtu, 12 Juni 2021.
Aktifnya Puan Maharani belakangan, baik dlm berpendapat maupun turun kelapangan, sy lihat adalah sebuah upaya utk menaikkan elektabilitas politik. Artinya, menurut sy Bu Mega memberikan kesempatan bg siapa sj yg mmg akan didukung rakyat sbg capres 2024 termasuk Ganjar sbg kader. pic.twitter.com/5S940mBVhx— Ferdinand Hutahaean (@FerdinandHaean3) June 12, 2021
"Artinya, menurut sy Bu Mega memberikan kesempatan bg siapa sj yg mmg akan didukung rakyat sbg capres 2024 termasuk Ganjar sbg kader," lanjutnya.
Seperti diketahui, belakangan ini mencuat isu Puan Maharani sebagai calon presiden pada pemilihan presiden (pilpres) Tahun 2024 mendatang.
Dukungan Puan Maharani terjun dalam pilpres 2024 disuarakan beberapa tokoh internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), salah satunya Bambang Pacul.
Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu itu mengatakan siapapun capresnya, maka Puan Maharani merupakan wakilnya.
Ucapan Bambang Pacul tersebut disampaikan saat Puan Maharani menghadiri acara DPD PDIP Jawa Tengah yang tidak dihadiri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Ganjar Pranowo sendiri tidak diundang dalam acara tersebut sebab dianggap terlalu ambisius untuk menjadi calon presiden.***
