Network
MANTRA SUKABUMI - Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri ingin menjaga kepentingan nasionalisme dengan cara mempopulerkan 'Salam Pancasila'.
Selain nasionalisme, Megawati mengatakan 'Salam Pancasila' ini merupakan upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kemerdekaan Indonesia.
Menurut Megawati, Pancasila memiliki makna kegotongroyongan, dan untuk mewujudkan hal tersebut, ia ingin masyarakat membiasakan 'Salam Pacasila'.
Baca Juga: Gandeng Shopee, Ridwan Kamil Resmikan Pembangunan Shopee Center Guna Mempercepat UMKM Jabar Go Digital
Keinginannya ini disampaikan Megawati secara virtual, bersamaan dengan peresmian baileo atau rumah adat Maluku, monumen, di Masohi, Maluku Tengah.
Selain rumah adat Maluku dan monumen, jalan Ir Soekarno di Masohi juga diresmikan pada pertemuan tersebut.
"Dulu saya pekikkan 'merdeka', orang menertawakan saya," tutur Megawati dikutip mantrasukabumi.com dari ANTARA pada 21 Juni 2021.
Pada saat itu, ia bercerita saat dirinya selalu meneriakkan 'merdeka', banyak orang-orang yang mempertanyakannya.
"Itu sebenarnya saya lakukan untuk mengingatkan bahwa kita adalah bangsa merdeka. Jangan mau dijajah lagi," kata Megawati.
Megawati kemudian menjelaskan, setelah pekik terhadap 'merdeka' dirinya kini ingin melanjutkan dengan 'Salam Pancasila'.
Baca Juga: Sebut M Qodari Tampar Muka Presiden Jokowi, Rocky Gerung: Ibu Megawati Pasti Naik Darah
"Kalau sekarang saya mau banyak menyebutkan 'Salam Pancasila'. Saya hendak mempopulerkannya," ucapnya.
Pasalnya, 'Salam Pancasila' ini, menurut Megawati merupakan salah satu upaya untuk menjaga kemerdekaan dan dasar negara.
"Untuk mengingatkan kita kembali sebagai nasionalis yang cinta pada negara ini," katanya.
Dalam pertemuan virtual itu, Megawati juga menceritakan asal usul nama Masohi, yang diberikan oleh Presiden Pertama RI, Soekarno.
Ia menjelaskan, Masohi adalah nama kota yang berarti gotong royong, terinspirasi dari intisari Pancasila.
Putri sulung Bung Karno itu lalu bercerita dirinya ditugaskan oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Pembentukan BPIP ini bertujuan agar Pancasila tidak hanya di mulut masyarakat Indonesia, namun ideologi itu benar-benar hidup di hati dan dilaksanakan.***
