Banyak Pihak Duga Pemerintah Indonesia Sembunyikan Sebagian Data Pasien Positif COVID-19

- 8 April 2020, 15:00 WIB
Ilustrasi corona virus |
Ilustrasi corona virus | /pixabay

MANTRA SUKABUMI – Pandemi virus corona covid-19 terus menyebar bahkan mematikan korban terinfeksi di seluruh dunia. Banyak korban berjatuhan, bahkan kasus positif sudah melampaui angka 1 juta lebih.

Karena itu hampir setiap negara saat ini disibukkan penanganan dampak pencegahan virus mematikan setelah banyak warganya menjadi korban positif.

Bahkan korban-pun menyasar tim medis, yang berada di garis depan penanganan penyembuhan pasien. Suatu tugas yang beresiko akan terpapar infeksi dari pasien positif yang dirawatnya.

Data korban yang selalui diperbaharui, menimbulkan kontroversi kebenarannya. Bahkan ada yang meragukan data yang disampaikan pemerintah Indonesia.

Achmad Harisz Tohir, selaku Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mengungkapkan keraguannya mengenai data sebaran kasus virus Corona di Indonesia. 

Ia menduga pemerintah menyembunyikan sebagian data pasien yang dinyatakan positif oleh para tenaga medis.

Baca Juga: Amnesty International Kritik Indonesia usai 24 Dokter Meninggal Dunia Akibat COVID-19 

Achmad pun bahkan menaruh kecurigaannya pada jumlah pasien ODP dan PDP. Ia merasa tidak yakin dengan data yang dinyatakan oleh Achmad Yurianto. 

Tak hanya anggota DPR RI, Achmad Harisz saja yang menyatakan keraguan ini. Sejumlah pihak khususnya dunia Internasional pun meragukan data yang dikonfirmasi tersebut. 

Achmad pun mengatakan bahwa pemerintah perlu menjelaskan hal ini kepada publik. 

“Australia menduga Indonesia melakukan under-reporting atas jumlah pasien yang terjangkit COVID-19. Apa yang dilaporkan lebih sedikit dari kenyataan. Australia pun menyetop penerbangan Bali-Australia dan melarang warganya berkunjung ke Bali. Pemerintah perlu menjelaskan hal ini kepada publik,” tuturnya.

Sutradara asal Kanada, Daniel Ziv pun melontarkan kritis pedasnya pada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang memamerkan jumlah pasien yang dinyatakan sembuh kepada publik.

“Ke depannya segala ucapan otoritas kesehatan Indonesia harus diungkapkan dengan lebih berhati-hati,” tulis Daniel dalam akun Twitter miliknya.

Baca Juga: Simak, Tips Jaga Kulit Tetap Halus dan Tidak Kusam

Artikel ini telah tayang di Pikiranrakyat.bekasi dengan judul "Indonesia Diduga Sembunyikan Jumlah Kasus Sebenarnya Pasien Virus Corona"

Tidak hanya tudingan dalam negeri, seorang guru besar di Universitas Essex di Inggris juga menuding Pemerintah Indonesia hanya melakukan tes virus corona kepada 2.000 orang saja dari keseluruhan warganya yang mencapai 270 juta jiwa.

Bahkan guru besar tersebut mengatakan bisa saja setengah dari total jumlah masyarakat Indonesia akan terpapar virus corona berkaca dari predikat Indonesia sebagai salah satu negara dengan angka kematian tinggi di dunia.

Selain itu, Iqbal Ridzi Elyazar yang merupakan seorang peneliti di Eijkman Oxford Clinical Research Unit (EOCRU) mengatakan 70.000 warga Indonesia berisiko terinfeksi virus corona.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta 5.000 Ustaz di Jawa Barat Akan Disuntik COVID-19 sampai Mati?

“Untuk itu rapid test harus terus dilakukan sampai zero infectant. Mengingat pihak luar negeri masih tidak percaya terhadap penambahan jumlah penderita corona yang stbail di kisaran angka 115 per hari,” ujar Achmad.

Achmad juga memberi contoh negara tetangga, di Malaysia pasien virus corona sudah mencapai angka lebih dari 3.200 orang, namun Indonesia masih berada di kisaran 1.790 padahal jumlah warganya mencapai 10 kali lipat dari penduduk Malaysia.*** (Ahlaqul Karima Yawan/Pikiranrakyat-bekasi.com)

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah