Network
MANTRA SUKABUMI – Dengan adanya alih fungsi jalan umum di kawasan Pisangan Lama, Jakarta Timur mengakibatkan jalan tersebut harus melintasi beberapa makam yang terkena alih fungsi jalan tersebut.
Hal ini menjadi permasalahan bagi keluarga almarhum dan juga para pengguna jalan harus melewati makam tersebut jika melintas.
Keluarga almarhum mengungkapkan terkait keberadaan sejumlah makam yang berada di jalan umum di Pisangan Lama, Pulogadung, Jakarta Timur, dikarenakan akibat alih fungsi lahan, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari antaranews.com.
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Aksi Revolusi Telah Dimulai untuk Tumbangkan Rezim Jokowi?
Sebagaimana disampaikan Keluarga almarhum, Safitriani (36) di Jakarta "Dulu ada kebun, tanah kosong yang diwakafkan menjadi pemakaman warga, lalu ke sini-sininya muncul kontrakan".
Fitri merupakan cicit dari Almarhum Mardjuki yang makamnya saat ini berada di tepi jalan umum RT 03 RW 04 Pisangan Lama, Kelurahan Pisangan Timur. Dan juga makam kakek buyut Fitri berdampingan dengan makam lainnya atas nama Nasyir.
Tak jauh dari dua makam itu terdapat pula satu makam lainnya tanpa disertai batu nisan di antara lintasan jalan beraspal.
"Kata nenek saya, makam itu sudah ada sejak 80 tahun yang lalu. Itu pemakaman warga daerah Pisangan. Kan orang Betawi banyak tanahnya," kata fitri.
Baca Juga: Kabar Baik, Pasien Sembuh Virus Corona di Sumsel Alami Peningkatan Drastis
Seiring waktu, kepadatan penduduk di lingkungan setempat mengakibatkan area pemakaman warga beralih fungsi menjadi kawasan padat hunian.
Fitri mengatakan sebagian rumah penduduk di RT 03 RW 04 banyak yang berdiri di atas kuburan, meskipun sebagian jasad telah direlokasi pihak keluarga.
Sejak Fitri kecil, hunian kian bertambah di lokasi itu serta jaringan jalan semakin meluas. "Makam kakek buyut saya itu adanya tepat di depan rumah artis Abdel (putra dari Mamah Dedeh)," katanya.
Baca Juga: Buronan FBI Ditangkap Polisi Kasus Pencabulan 3 Anak Dibawah Umur
Terkait kesediaan Pemkot Jakarta Timur untuk merelokasi makam, Fitri mengaku tidak berwenang menyampaikan pendapatnya.
"Nenek saya masih hidup sampai sekarang, mungkin bisa juga om saya yang berpendapat," katanya.**
