Viral 32 Biksu Thailand Berjalan Kaki ke Indonesia Menuju Candi Borobudur Baru Sampai Indramayu

- 18 Mei 2023, 18:55 WIB
32 biksu berjalan kaki di Jalur Pantura, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon, Kamis (18/5/2023). Mereka melakukan perjalanan spiritual dari Thailand ke Candi Borobudur.*
32 biksu berjalan kaki di Jalur Pantura, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon, Kamis (18/5/2023). Mereka melakukan perjalanan spiritual dari Thailand ke Candi Borobudur.* /Kabar Cirebon/ Fanny/

MANTRASUKABUMI - Hari ini Kamis 18 Mei 2023, warganet dihebohkan video para biksu dari Thailand berjalan kaki ke Indonesia untuk menuju Borobudur.

Beberapa warganet di Twitter mempertanyakan mengapa para biksu dari Thailand memilih berjalan kaki untuk menuju Candi Borobudur?

Magnet yang tidak ada tahu ada yang mempertanyakan apa istimewanya Borobudur dan kenapa harus berjalan kaki dari Thailand sampai ke Borobudur yang ada di Indonesia.

Baca Juga: Kalah dari Thailand, Indonesia Runner Up Grup B Sudirman Cup 2023, Jonatan Christie: Saya Minta Maaf

Dirangkum dari beberapa sumber, para biksu yang terdiri dari 32 orang melakukan perjalan dari Thailand untuk merayakan Waisak di Candi Borobudur yang dimana itu adalah hari besar keagamaan umar Buddha yang jatuh pada tanggal 4 Juni 2023 dan saat ini sudah sampai Indramayu.

Perjalanan ini dinamakan ritual Thudong sejak 25 Maret 2023, adapun 32 biksu ini tidak langsung berjalan dari Thailand ke Candi Borobudur.

Mereka melakukan ritual Thodung dengan rute perjalanan kaki dari Thailand menuju Malaysia kemudian Singapura dan berakhir di Indonesia.

Perjalanan 32 biksu dengan berjalan kaki ini ditargetkan untuk bisa sampai ke Candi Borobudur, Kabupaten Magelang Jawa Tengah pada 2 Juni 2023 mendapat.

Adapun puncak perayaannya yaitu pada 2 Juni 2023, menariknya ketika 32 buksu jalan kaki dari Thailand ke Candi Borodubur di Magelang banyak masyarakat yang antusias menyambut mereka.

Terlihat disini, masyarakat Indonesia sangat toleran kepada sesama umat beragama, dalam salah satu vidio terlihat warga memberikan minum kepada para biksu.

Para biksu juga ada yang membawa bendera Indonesia sebagai bentuk penghormatan kepada negara.

Mengingat tradisi Buddhisme Thai saat ini adalah Theravada, sedangkan tradisi Borobudur itu Mahayana tantrik. Memang secara sejarah, tradisi Mahayana Khmer yang mirip Borobudur (CMIIW) pernah berkembang pesat di Thailand.

Sejarah Candi Borobudur

Dinasti Syailendra, pengikut agama Buddha Mahayana, mendirikan Candi Borobudur pada abad ke-8. Ini adalah candi Budha terbesar di dunia, dibangun untuk menghormati raja-raja Syailendra (775-850 M) yang telah dipersatukan kembali dengan dewa mereka.

Candi Borobudur terbengkalai sekitar tahun 928 dan 1006. Saat itu, akibat letusan gunung berapi, Raja Mpu Sindok memindahkan ibu kota kerajaan Medang ke wilayah Jawa Timur dan akhirnya candi Borobudur ditinggalkan begitu saja. 

Sekitar tahun 1365 Mpu Prapanca ditulis dalam naskah Nagarakertagama pada masa kerajaan Majapahit. Dalam teks dia menyebutkan "biara di Budur"

Pada tahun 1814, selama penjajahan Inggris di Indonesia, Sir Thomas Stamford Raffles menemukan Candi Borobudur saat berkunjung ke Semarang. 

Ia mendapat laporan adanya pahatan batu di perbukitan dekat desa Bumisegoro, Karesidenan Magelang, yang diyakini sebagai sisa-sisa sebuah candi bernama Budur. 

Raffles mengutus asistennya Cornelius untuk melakukan penelitian yang dilakukan dengan tenaga kerja kurang dari 200 orang. Pekerjaan pembersihan dilakukan selama beberapa tahun dari tahun 1817 hingga 1835.

Candi Borobudur telah mengalami berbagai upaya pemugaran. Pemugaran pertama terjadi antara tahun 1907 dan 1911, dipimpin oleh Theodoor van Erp. 

Pemugaran kedua merupakan upaya bersama antara pemerintah Indonesia dan UNESCO, yang berlangsung dari tahun 1973 hingga 1983.

Editor: Ilham Hambali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x