Waspada Gempa di Selatan Jawa Berpotensi Tsunami 20 Meter Akan Terjadi, Berikut Penjelasannya

- 21 September 2020, 15:15 WIB
Ilustrasi Tsunami besar yang berpotensi terjadi di Pantai Selatan Jabar dan Jatim, setinggi 20 meter.
Ilustrasi Tsunami besar yang berpotensi terjadi di Pantai Selatan Jabar dan Jatim, setinggi 20 meter. /pexels/GEORGE DESIPRIS

MANTRA SUKABUMI – Riset dari Institut Teknologi Bandung peringatkan kemungkinan adanya Tsunami dengan tinggi 20 meter.

Hasil riset ITB menggunakan data gempa dari katalog BMKG dan Katalog internasional Seismological Centre (ISC)

Peneliti ITB menunjukkan adanya zona memanjang di antara pantai selatan pulau Jawa dan Palung Jawa.

Baca Juga: Pilih Transaksi Digital Selama Masa PSBB, Simak Cara Top Up ShopeePay

Dilansir mantrasukabumi.com dari laman rri.co.id tanggal 21 September 2020,Masyarakat yang bermukim di sepanjang Pantai selatan Jawa Barat dan selatan Jawa Timur diimbau waspada terhadap potensi tsunami akibat pecahnya segmen-segmen megathrust jalur sepi gempa (seismic gap) di Samudera Indonesia secara bersamaan. 

“Tinggi tsunami dapat mencapai 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur,” kata Guru Besar bidang Seismologi di Institut Teknologi Bandung (ITB) Sri Widiyantoro.

Sri mengatakan, hasil riset menggunakan data gempa dari katalog BMKG dan katalog International Seismological Center (ISC) periode April 2009 sampai November 2018, menunjukkan adanya zona memanjang di antara pantai selatan Pulau Jawa dan Palung Jawa yang hanya memiliki sedikit aktivitas kegempaan. 

“Karena itu kami mengidentifikasinya sebagai seismic gap,” ujar Widyantoro lewat keterangan tertulis, Jumat 18 September 2020

Baca Juga: Tips Aman Selama Bekerja saat Pandemi Covid-19, Salah Satunya Jaga Jarak

Selain itu, tim juga memanfaatkan data GPS dari 37 stasiun yang dipasang di Jawa Tengah dan Jawa Timur selama enam tahun terakhir.

Hasil pengolahan data digunakan sebagai model simulasi numerik tinggi tsunami di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa jika terjadi gempa besar.

Jika deformasi GPS yang diamati lebih kecil daripada laju gerak lempeng (defisit slip), area tersebut berpotensi menjadi sumber gempa pada masa mendatang.

Widyantoro menerangkan, pendekatan dan asumsi yang digunakan dalam studi ini serupa dengan yang digunakan untuk penelitian Palung Nankai di Jepang.

Dengan mengadopsi asumsi ini, area laju gerak lempeng yang tinggi bisa pecah secara terpisah atau bersamaan saat terjadi gempa.

Baca Juga: Hati-hati Jangan Lakukan ini Jika Tidak Mau Ginjal Rusak, Nyawa Taruhannya

Luas zona defisit slip di selatan Jawa Barat setara dengan gempa bumi bermagnitudo 8.9 dengan asumsi periode ulang gempa 400 tahun sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya.

Untuk periode ulang yang sama, zona dengan defisit slip tinggi di bagian timur setara dengan gempa bermagnitudo 8.8. 

“Sedangkan jika kedua zona defisit slip tersebut pecah dalam satu kejadian gempa, maka akan dihasilkan gempa dengan kekuatan sebesar Mw 9.1,” kata Widiyantoro.

Untuk memperkirakan potensi bahaya tsunami di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa, tim melakukan pemodelan tsunami dengan tiga skenario, yaitu pada segmen Jawa bagian barat, segmen Jawa bagian timur, dan segmen gabungan dari Jawa bagian barat dan timur.

Baca Juga: GAWAT, Pakai Masker Bisa Kurangi Asupan Oksigen, Cek Faktanya

Hasilnya antara lain potensi tsunami yang sangat besar dengan ketinggian maksimum 20.2 meter di dekat pulau-pulau kecil sebelah selatan Banten dan 11.7 meter di Jawa Timur.

"Tinggi tsunami bisa lebih tinggi daripada yang dimodelkan jika terjadi longsoran di dasar laut seperti yang terjadi saat Gempa Palu dengan magnitudo 7,5 pada 2018," bunyi hasil riset itu.

Kajian multidisiplin ini yang mencakup analisis data seismik dan geodetik serta pemodelan tinggi tsunami, kata Widiyantoro, secara jelas mengungkapkan adanya seismic gap di lepas pantai selatan Jawa yang dapat menjadi sumber gempa besar di masa mendatang dengan tsunami yang sangat destruktif.

Hasil studi ini menurut Widiyantoro mendukung seruan untuk menambah instrumen sistem peringatan dini tsunami yang relatif masih jarang untuk area di selatan Pulau Jawa untuk melindungi penduduk yang tinggal di wilayah pesisir.

Baca Juga: BMKG: Waspada, Potensi Mega Tsunami di Sepanjang Pantai Selatan Pulau Jawa

Tim riset beranggotakan Endra Gunawan, Abdul Muhari, Nick Rawlinson, Jim Mori, Nuraini Rahma Hanifa, Susilo, Pepen Supendi, Hasbi A. Shiddiqi, Andri D. Nugraha, dan Hengki E. Putra.**

 

Editor: Fauzan Evan

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x