Presiden Joko Widodo Ingin Pastikan Pesiapan untuk Vaksin, Terutama Terkait Halal dan Haram

- 20 Oktober 2020, 10:55 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi).*/ YouTube/Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi).*/ YouTube/Sekretariat Presiden /YouTube/Sekretariat Presiden

Indonesia sebelumnya berjanji untuk memvaksinasi lebih dari 100 juta orang tahun depan, tetapi Jokowi pada hari Senin mengatakan bahwa skala inokulasi di negara kepulauan berpenduduk 270 juta itu akan menjadi tantangan yang unik.

Kontroversi apakah vaksin mematuhi prinsip-prinsip Muslim telah menghambat respons kesehatan masyarakat sebelumnya di Indonesia, termasuk pada tahun 2018, ketika Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa yang menyatakan vaksin campak haram, atau dilarang menurut Islam.

Indonesia telah mendapatkan 50 juta dosis dari China Sinovac pada Maret tahun depan dan 100 juta dari AstraZeneca pada April mendatang, di samping kesepakatan lainnya.

Vaksin dari Sinovac serta Sinopharm China dan CanSino Biologics untuk 9,1 juta orang akan tersedia tahun ini, dengan prioritas tenaga kesehatan, kata Achmad Yurianto, seorang pejabat senior kementerian kesehatan.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Akhirnya Tantang Polri Buktikan Dalang Demo UU Cipta Kerja: Tidak Perlu Tuduh KAMI

Ketergesaan Indonesia untuk mengamankan pasokan vaksin yang belum terbukti telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan ahli epidemiologi, beberapa di antaranya berpendapat bahwa Indonesia seharusnya fokus pada pengujian dan pelacakan kontak sampai vaksin yang aman dan efektif tersedia.

"Banyak negara mengira vaksin akan menjadi peluru perak mereka untuk mengatasi pandemi," kata Dicky Budiman, ahli epidemiologi Indonesia dari Universitas Griffith Australia. "Tapi sayangnya, sejarah pandemi, literatur, tidak mendukung itu."**

Halaman:

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah