Pada awal bulan ini, ia telah menjalani operasi otak, demikian disampaikan seorang kerabat kepada AFP.
Pelatih klub Gimnasia itu telah dirawat di rumah sakit sejak awal November, beberapa hari setelah merayakan ulang tahunnya. Ia dilarikan ke rumah sakit karena mengeluh mudah lelah.
Tes-tes yang dilakukan di Klinik La Plata mengungkapkan terdapat gumpalan darah pada otak Maradona, yang kemudian membuat ia harus menjalani operasi.
Maradona kemudian keluar dari rumah sakit untuk menjalani perawatan di rumah, yang dilakukannya di wilayah dekat Tigre, bagian utara Buenos Aires.
Namun pada Rabu pagi waktu setempat ia menderita serangan jantung, dan paramedis yang segera dilarikan ke rumahnya tidak mampu mencegah sang legenda berpulang meski telah memberikan tindakan maksimal.
Baca Juga: Ferdinand Komentari Video Ceramah Habib Rizieq yang Minta Islam Pontianak Angkat Senjata Lawan Dayak
Mendengar kabar rivalnya, legenda sepak bola Brazil, Pele, menyampaikan dirundung kesedihan mendengar kabar meninggalnya legenda lainnya dari Argentina, Diego Maradona, pada Rabu.
Pele mengatakan dukanya begitu mendalam karena ia harus kehilangan kawan sekaligus rivalnya "dengan cara seperti ini."
"Saya yakin, suatu hari nanti kita akan bermain sepak bola di atas langit sana," kata Pele dalam pernyataannya.
Kendati tak pernah bertemu di lapangan hijau, sebab Maradona baru memperkuat timnas Argentina mulai 1977, enam tahun selepas Pele gantung sepatu dari tim Samba, kedua nama itu kerap disebut dalam perdebatan siapa pemain terhebat sepanjang masa.