Baca Juga: Sergio Ramos Telah Pergi, Madrid Lebih Penting daripada Legenda Mereka, Sang Kapten akan Dikenang
Ramos merupakan penggemar berat adu banteng yang sangat populer di kota kelahirannya. Dirinya bahkan berteman baik dengan seorang matador bernama Alejandro Talavante.
Tak jarang, ia sering merayakan gelar juara bersama el Real dengan bermain jubah matador. Selain itu, ia juga merupakan pecinta kuda. Ia memiliki peternakan di Andalusia dan di dedikasikan khusus untuk perkembangan kuda di daerah tersebut.
Ramos kecil sempat bercita-cita menjadi seorang matador. Dia terus menonton pertandingan banteng setiap hari dan belum tertarik untuk berlatih sepakbola,karena olahraga itu dianggap berbahaya, Ramos dibujuk kedua orang tuanya untuk beralih minat.
Setelah kakaknya, Rene, datang dan menasehati Ramos, barulah ia mau berlatih sepak bola.
Mengetahui hal tersebut, kedua orang tuanya merasa sangat senang. Ramos mulai ketagihan bermain bola hingga bergabung dengan FC Camas. Di sana, Ramos menemukan bakatnya.
Permainan indahnya mengesankan banyak orang dan membuatnya meraih beberapa penghargaan ‘Man of the Match’ hingga keberadaannya terliput oleh media.
Baca Juga: Maria Vania Kasih Hadiah ini ke Billy Syahputra karena Berhasil Juggling Bola, Netizen: Aku Mau
Saat usianya menginjak 14 tahun, Ramos bergabung dengan akademi Sevilla. Setelah menimba ilmu bersama tim muda Sevilla, Ramos akhirnya bergabung dengan skuat utama pada tahun 2004. Perjalanannya menuju level senior berjalan mulus. Disinilah, karier gemilangnya dimulai.
Bersama Jesus Navas dan Antonio Puerta, Ramos dijuluki oleh media lokal sebagai tiga pangeran masa depan Andalusia. Pelatih Sevilla waktu itu, Joaquin Caparros, lantas tertarik untuk menarik ketiganya masuk tim senior.